Suplemen PA – Mamre 30 Agts – 05 Sept 2015. “Bertanggungjawab Dalam Pelayanan” I Kor 15 : 58, Kolose 3 : 12 – 17.

Suplemen PA – Mamre 30 Agts – 05 Sept 2015.

Shalom.
Kalau kita belajar dari prinsip AKAR maka ada banyak hal yang kita dapati, yang dapat mengembangkan pelayanan yang kita lakukan di gereja kita. Seperti kita ketahui akar adalah tonggak utama sebuah pohon meski tak terlihat, dia juga tidak akan menonjolkan dirinya, demikianlah akar tidak pernah mendapatkan Pujian sekalipun dia terus bekerja dan mengabdikan diri demi batang, daun, bunga dan buah.

Kebenarannya AKAR adalah pokok kehidupan dari sebuah pohon, tanpanya maka tidak akan ada batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yangg hijau, bunga yang indah ataupun buah yang manis. Memang hebat akar bekerja tanpa pamrih, tanpa pengakuan, walau berada ditempat paling rendah namun ia tetap meberikan yang terbaik, walau ; batang, ranting, daun, bunga dan buah tidak sadar mereka ada atas kerja akar.

Dalam dunia pelayanan kita juga harus mengetahui maka bukanlah menduduki jabatan saja kita dapat melayani, atau dengan kata lain saya mengatakan bahwa ada orang yang melayani “di balik layar” : artinya ia bukanlah pengurus, tak terlihat, ia tidak pernah menonjolkan dirinya, tetapi walau demikian, ia melakukan pelayanan dalam hidupnya untuk memuliakan Allah serta bertanggungjawab.
Oleh itu, marilah lakukan saja pelayanan dan tanggungjawab kita sebagai panggilan umum kita. Tidak peduli pada posisi apa, dimana dan kapan, tetapi biarlah kita mengerjakan tugas panggilan pelayanan kita dengan segenap hati dan penuh dengan tanggungjawab, tetap berbuat meski tidak mendapat apresiasi dan selalulah rendah hati serta takut akan Tuhan.

Pelayanan itu adalah ibadah, dengan demikian pelayanan bukan sekedar upaya untuk sebuah prestise. Bagi kita pelayanan adalah panggilan untuk mempermuliakan Allah dan menghadirkan shalom Allah, oleh itu mari lakukan saja tugas kita dengan benar, karena kita memang orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, untuk melakukan pelayanan.

Sifat pelayanan yang kita lakukan bersifat melayani dengan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran, selalu sabar terhadap yang lain, memiliki sikap pengampunan. Karena jiwa dan prinsip pelayanan seperti inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan, sukacita dan kedamaian hati, oleh karena damai sejahtera Kristus memang memerintah dalam hati.

Demikian juga dengan tujuan pelayanan kita yaitu untuk menjadikan semua orang menjadi anak – anak Tuhan, satu tubuh dalam tubuh Kristus. oleh itulah kita wajib melayani dan melayani dengan sungguh serta bertanggungjawab. Dan setiap orang yang melakukan pelayanan demikian akan selalu mendapatkan hikmat yang datangnya dari Tuhan Allah.

Melayanilah dengan suka cita dan penuh ucapan syukur karena Tuhan Yesus dan selalu mengucap sebab oleh Dialah kita dapat melayani, Ia Allah adalah sang pemilik mandat dan pemberi mandat pelayanan kepada kita, oleh itu selalulah bersuka cita dan berdirilah teguh tanpa pernah goyah serta dengan memiliki semangat baru setiap saat, sebab kita tau, bahwa dalam persekutuan kita dengan Tuhan Allah, maka jerih payah kita dalam melayani tidak akan pernah sia – sia” ( I Kor 15 : 58, Kolose 3 : 12 – 17).

Melayanilah dengan bertanggungjawab, melayani dengan prinsip “AKAR” maka semua pelayanan itu akan menghasilkan hasil yang terbaik.

Amin.
Selamat PA – Mamre. PekanTuhan01 Sept 2015.

Suplemen PJJ GBKP 30 Agts – 5 Sept 2015. Mazmur 104 : 10 – 18. “Tinepa Si Erkawiten”

Suplemen PJJ GBKP 30 Agts – 5 Sept 2015.

Ogen : Mazmur 104 : 10 – 18.
Tema : “Tinepa Si Erkawiten”

Shalom

Lit piga – piga pokok pikiren si penting ibas Mazmur 104 enda eme :

  • Secara keseluruhen Mzm enda 104 enda nuriken kerna hubungen Dibata ras kerina tinepaNa. Ibas pengertin sie, maka pe Mzm pe sekaligus nuriken maka kerina tinepa tetap la banci la lepas ibas sinepasa nari, erkiteken Ia me sierkuasa nandangi kerina kai si itepaNa.
  • Nuriken man banta cara memahami kemulian Dibata la hanya arah ibadah si bernuansa rohani ntah ibas tanda – tanda sengget saja, tapi pe kemulian Dibata e banci si idah kai si enggo itepaNa.
  • Encidahken litna keterkawiten (baca : hubungen) sada ras sidebanna ibas kerina tinepa Dibata, dingen keterkawiten e erbahanca kerina tinepa ndai membutuhken sada ras sidebana, si igelari kita alu istilah “simbiosis mutualisme” ibas pelajaren Biologi.
  • Encidahken cara kerja Dibata situhu – tuhu sempurna ibas Ia nepa tinepaNa alu mehuli, si teridah ibas kerina ulih si itepa.
  • Encidahken man banta, Dibata tetap nge memelihara kerina tinepaNa. Emaka ibas pengangkan kerna pemeliharan e, manusia arus ngataken bujur man Dibata, erkiteken manusia me satu – satunya “penikmat” ulih kerina tinepa Dibata.
  • Ibas manusia sebagai “penikmat” kerina tinepa Dibata, manusia pe memilki tanggung jawab ras makeken fungsina guna njagai, ngusahai ras memelihara kerina tinepa Dibata e alu mehuli ras ertanggung jawab man Dibata (bd. Kej 1 : 28).
  • Dage guna kiniulin kegeluhen manusia e sendiri maka manusia la banci lang tetap memelihara kerina tinepa Dibata alu engkelengi kerina tinepa e, alu cara – cara sibanci ipraktekken menaken ibas dirinta nari seh kubas mendukung program – program pemerintah guna menjaga kelestarian lingkungan hidup, sebab dikune lit sada lah ibas tinepa siceda tentu pe kerina nge imbasna, erkiteken tinepa si lit e memang erkawiten sada ras sidebanna.
  • Guna njagai, ngusahai ras memelihara tinepa Dibata e, lanai banci terjeng sicakapken saja ngenca ibas jaman ras ngidah kegeluhen si lit genduari enda. Harus siakui memang maka “fungsi” guna njagai, ngusahai alu mehuli ras memelihara doni enda la sidalanken alu mehuli siteridah arah sikap manusia si terlalu eksploitatif ras destruktif si ilakoken alu sengaja ntah alu la sengaja. Sekedar informasi maka lit 6 masalah besar kerna lingkungen hidup ledaken penduduk dunia sicukup pesat, menipisnya sumber daya alam, perubahen iklim secara global, kepunahan beberapa tumbuhen ras hewan, cedana habitat alam, peningkatan polusi ras kemiskinan.
  • Alu bage, perlu kel dage kesadaren ras pengendalian diri si tinggi ibas kita nari, terlebih kita sebage kalak kristen. Sebab kita memang mengakui kita bersatu kap ras alam, erkiteken kita sendiri pe itepa Dibata ibas taneh/alam nari.

• Penutup : Alam ras lingkungen hidup ibereken Dibata man manusia gelah ipergunaken, imanfaatken guna menopang ras kesejahtraan kegeluhen manusia, alu kata sideban, doni enda itepa Dibata man manusia alu fungsi ekonomis eme guna memenuhi kebutuhen nggeluh kerina manusia ras kerina ciptaan si lit (ekosistem). Alu bage dage ertanggung jawablah dage kerina manusia khususna kita kalak kristen si memiliki nilai ras pemahamen si lebih kerna tugas ras tanggung jawabta sebage pengelola doni enda alu rumusen 4 pola sirusur ibelasken guna kiniulin kegeluhen manusia ras kerina tinepa si lit eme : “repent”, “restraint”, “respect”, “responsible” (ertobat, menahan diri, menghormati ras bertanggung jawab) sikap si 4 hal enda me sebage ibadahta si terimplementasi secara bertanggung jawab ibas kegeluhen sinyata.

Bujur ras mejuah – juah, selamat er PJJ ras selamat njagai kerina tinepa Dibata alu tuhu nggeluh erkemalangen man Dibata.

Pekanbaru. 30 Agts 2015.

Suplemen Moria GBKP. 23 – 29 Agts 2015 “SUAMI DAN ISTRI ADALAH SATU” Kej 2 : 18 – 24

Suplemen Moria 23 – 29 Agts 2015

“SUAMI DAN ISTRI ADALAH SATU”
Kej 2 : 18 – 24

Beberapa hal yang mengakibatkan adanya problem dalam perkawinan dalam dewasa ini, antara lain :

  • Seringnya satu pasangan mengabaikan keseimbangan dimensi kasih yang bersifat internal dan eksternal, dan dalam hal ini ada kecenderungan dari pasangan yang terlalu mengedepankan aspek eksternal seperti penampilan fisik.
  • Keberhasilan dalam karier dan peningkatan finansial serta jumlah properti. Seakan-akan rumah tangga yang berhasil manakala mereka memiliki penampilan fisik yang serba oke, sukses dalam pekerjaan atau karier dan mampu memiliki berbagai harta milik atau aset.
  • Tiap – tiap pasangan membentuk dunianya sendiri.
  • Suami merasa memiliki hak atas pola kehidupan dan kesenangan yang dia miliki dan demikian pula dengan isteri yang berjalan menurut kehendak dan kemauannya sendiri. Mereka berdua secara fisik tetap dapat hidup satu atap dan satu rumah, tetapi kasih dan cinta mereka sesungguhnya telah padam.
  • Bahkan tidak jarang dalam realita, kita dapat menjumpai 2 orang yang semula saling mencintai telah berubah menjadi orang-orang yang saling membenci dan menyimpan dendam kesumat. Penyebabnya karena cinta mereka kini bergeser dan condong kepada aspek yang eksternal yaitu segala sesuatu yang bersifat jasmaniah, fisik dan materi ; tetapi hati mereka telah kehilangan meterai cinta.

Jikalau kita kembali mengingat makna kebaktian peneguhan dan pemberkatan pernikahan maka pemberkatan pernikahan itu tentunya bukanlah hanya suatu acara gerejawi dalam kemasan liturgi yang hanya sekedar untuk memeteraikan kedua insan pengantin secara eksternal di hadapan publik. Dalam peneguhan dan pemberkatan pernikahan tersebut kedua insan pengantin menyatakan janji kesetiaan, tukar cincin, dan disatukan atas nama Allah. Dalam hal ini kedua insan pengantin membuka diri dalam satu komitmen iman untuk saling mengasihi dari lubuk hati mereka yang paling dalam. Oleh itu makna peneguhan dan pemberkatan dalam perkawinan pada hakikatnya untuk meneguhkan komitmen dan janji setia dari kedua mempelai agar mereka berdua mau saling mengasihi dengan kesetiaan yang kekal. Itu sebabnya hanya peristiwa kematian atau maut saja yang dapat memisahkan hubungan suami dan isteri.

Kitab Kej 2 : 18 – 24, menggambarkan bagaimana Allah, berencana baik kepada Adam ketika Ia melihat Adam hidup sendiri dan akhirnya meberikan teman yang sepadan kepada Adam sebagai teman hidup. Teman yang sepadan itu adalah teman yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Sehingga dengan saling membutuhkan dan saling melengkapi ini mereka harus menyatukan hati, pikiran, keinginan untuk satu tujuan hidup yaitu mencapai kebahagian.

Tema kita “SUAMI DAN ISTRI ADALAH SATU”, benar sekali apa yang dikatakan oleh tema kita pada hari ini, oleh itu maka pasangan suami – istri haruslah sepenuh hati dan selamanya untuk mencitai pasangannya dan cinta demikianlah yang disebut cinta sejati. Dalam prakteknya adakah yang memang mencintai pasangannya seumur hidup dan merasakan kesatuan itu sungguh – sungguh ada ? jawabnya tentu saja ada. Salah satu dari kisah – kisah pasangan yang saling mencintai dan merasakan adanya kesatuan hidup, dan cukup terkenal di kita yaitu kisah cinta mantan Presiden RI yaitu BJ. Habibie. Dari tokoh ini sebenarnya kita dapat belajar banyak dan berharga tentang kiat membangun rumah tangga superbahagia adapun kita pasangan ini yang dapat kita tuliskan disini antara lain :

  • Cinta sejati dari dua pasangan yang menikah hanya akan berkesinambungan, bila kedua belah pihak saling berlomba memberikan kontribusi terbaik nya (give) bagi kebahagiaan pasangannya, bukan sebaliknya hanya sibuk menuntut haknya (take).
  • Cinta sejati yang dikelola dengan baik berdampak signifikan dalam perwujudan cita-cita keduanya. Presiden RI ketiga ini dengan sangat baik menganalogikan produktivitas dari sinergi pasangan atau keluarga yang disegel dengan cinta sejati laksana penjumlahan bilangan 1 + 1 + 1 bukanlah menghasilkan hasil 3, tetapi bisa 1000, 10. 000 bahkan lebih dari jumlah tersebut, tergantung pada kadar kualitas dari kontribusi kedua pasangan. “ Posisi dan prestasi hidup saya hari ini merupakan buah dari cinta sejati saya dengan bu Ainun” ungkap Prof Habibie dengan mata berkaca-kaca. sang jenius ini, kemudian menceritakan bagaimana almarhumah – bu Ainun memberikan dukungan dan pengorbanan sangat luar biasa justru disaat kondisi ekonomi pasangan muda tersebut penuh kesulitan di awal pernikahannya di Jerman.
  • Cinta sejati setiap pasangan akan diuji oleh Allah dengan beragam ujian. Semakin sulit dan besar kadar ujian perkawinan & rumah tangga, maka semakin tampak kadar keaslian dan ketinggian cinta sejati dari masing-masing pihak.
  • Sang pecinta sejati hanya akan berpasangan dengan pasangan serupa.
  • Cinta sejati yang saling mengisi dan terbina dalam bentangan waktu yang lama akan menghasilkan “kemanunggalan” cinta dalam diri pasangannya (batin) meskipun sudah berpisah secara raga.

Jadi dalam hal ini kita dapat melihat BJ. Habibie, benar – benar membangun rumah tangganya di atas pilar cinta kasih – Cinta sejati dan yang saling mendukung, saling mengasihi. Inilah sebagian yang dapat diceritakan tentang nikmat dari pasangan yang sejati dan pasangan superbahagia di dunia.

Kita dan pasangan kita adalah satu, oleh itu juga sangat diharapkan Moria – Moria GBKP, semakin mengembangkan cinta yang sungguh – sungguh didalam kehidupan keluarga, karena siapa saja yang bisa membangun kehidupan yang berbahagia dan melewati berbagai rintangan dalam perkawinannya dengan baik, maka ia telah memuliakan Tuhan dalam kehidupannya dan dari keluarganya.

Mother Theresa mengatakan : “Tidak semua dari kita bisa melakukan hal besar dan luar biasa, tetapi semua kita bisa melakukan hal – hal kecil dengan cinta yang besar”.di dalam kehidupan keluarga kita tentu saja kita tidak dapat melakukan hal – hal yang besar dan luar biasa, tetapi jika kita melakukannya dengan cinta maka hal sekecil apapun pasti akan membuahkan kebahagian.

Selamat PA – Moria, kita adalah satu dengan pasangan kita, selamat mencintai, selamat mengasihi dan selamat berbahagia dalam kehidupan keluarga kita.

Amin.
Pekanbaru 26 Agts 2015.

Suplemen Moria Tgl 30 Agst – 05 Sept 2015. “Ciremndu gegehku (Senyummu kekuatanku)” Ayub 19 : 18 – 25

Suplemen Moria Tgl 30 Agts – 05 Sept 2015.

Tema : “Ciremndu gegehku (Senyummu kekuatanku)”
Bacaan : Ayub 19 : 18 – 25

Kitab Ayub menjadi sangat populer dan menarik bagi setiap orang kristen karena isinya merupakan sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan :

  • Mengapa Tuhan mengijinkan iblis melakukan sesuatu yang membuat seorang Ayub menderita, sedangkan Allah sendiri menyatakan bahwa Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1)
  • Allah yang memamerkan tentang siapa Ayub di hadapan iblis dengan mengatakan “tidak seorangpun di bumi seperti Ayub…” (Ayub 1:8)
  • Melawan konsep dunia yang mengatakan dari sejak dulu dan bahkan sampai saat ini, bahwa hanya orang yang jahatlah yang harus mengalami penderitaan karena dosa dan kejahatannya, sebab penderitaan itu sendiri adalah hukuman Allah bagi orang-orang yang jahat. Dan seyogianya orang baik seperti Ayub tidak semestinya mengalami penderitaan. Namun rupanya konsep umum/dunia yang demikian itu memang tidak selalu harus sesuai dengan kenyataannya. Penderitaan rupanya datang dan pergi menghinggapi siapa saja tanpa memandang pada orang baik, orang saleh ataupun orang jahat.

Siapakah Ayub ? :

  • Ayub adalah sosok yang takut akan Allah, saleh, jujur, menjauhi kejahatan dan sangat baik, sehingga dapat dikatakan kehidupan Ayub tidak bercacat cela dan oleh hal itu Ayub mendapat pengakuan dari Tuhan sebagai orang yang benar (Ayub 1 : 8).
  • Ditengah keluarga Ayub menjadi seorang Ayah yang menjadi peduli dan teladan bagi anak – anaknya (Ayub 1 : 4 – 5).
  • Dia adalah kepala rumah tangga yang bertanggungjawab, Memiliki Kepemimpinan R ohani yang baik dalam keluarga, sehingga ia selalu membawa anak – anaknya kepada hubungan dengan Allah dengan membawa korban persembahan kepada Tuhan sebagai ungkapan permohonan ampun kalau-kalau telah melakukan dosa di hadapan Allah (1:5).
  • Seorang suami yang baik yang mengasihi istrinya.
  • Tipe pria yang ideal. Ia sangat kaya secara jasmani maupun rohani, ia baik dan saleh luar dan dalam.

Bagaimana dengan istri Ayub ?

Sebelum masuk ke dalam pencobaan tentu ia adalah wanita yang sangat berbahagia, dia merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. Bagaimana tidak? Ia memiliki segalanya, suami yang baik dan saleh, bisa dipercaya, ia memiliki anak-anak yang banyak dan memiliki harta yang melimpah. Sehingga tak pernah kekurangan. Mungkin setiap hari ia tersenyum puas menatap masa depannya yang cerah. Dan pasti Ayub juga merasa bahagia mendapatkan seorang istri yang baik. Rumah tangga mereka sangat diberkati Tuhan dengan berbagai kelimpahan. Namun episode keluarga ini selanjutnya berubah 180 derajat. Semua yang sudah dalam genggaman akhirnya hilang begitu saja, melalui musibah-demi musibah yang mereka alami (1:13 – 19).

Ayub dan istrinya sangat tertekan dan menderita dengan semua peristiwa yang menimpa keluarga mereka. Dan yang paling menderita pasti Ayub, karena dialah yang menjadi sasaran tembak dari iblis. Pada saat itu, secara manusia satu-satunya kebahagiaan yang masih tersisa dari Ayub hanyalah istrinya, sehingga kehadiran dan dukungan dari istrinya sangat dibutuhkan. Namun satu-satunya asa yang ada selain Tuhan, kini menampakkan wajah aslinya.

Sebagai seorang suami dia masih bisa bertahan menghadapi segala tantangan. Tetapi kali ini dia mendapat pukulan telak, ia seolah ditusuk tepat di tempat yang paling mematikan! Ketika istrinya mempertanyakan kesetiaan Ayub kepada Allah. “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” (2:9) Saya berpikir,….. inilah pukulan yang terberat dari semua pencobaan dan ujian yang dialami Ayub. Namun kesetiaan Ayub kepada Tuhan tetap tidak dapat dihancurkan, dengan semua ide dan sumpah serapah itu. Ayub berkata: “Engkau Berbicara Seperti Perempuan Gila” (2 : 10).

Dalam keadaan yang normal, itu memang bukan perkataan yang pantas dari seorang suami kepada istrinya. Tetapi kita setuju kalau ide, sikap dan perkataan istri Ayub melebihi batas. Ternyata senyuman manis, kecantikan yang menawan dan kebaikan yang dulu dirasakan Ayub hanyalah bungkus luar ! Sebab wajah asli seseorang terlihat pada saat ia tertekan, baik oleh penyakit, penderitaan ataupun persoalan hidup yang berat.

Dalam perspektif Allah, pastilah Dia tahu dan dapat mengukur kapasitas yang dapat dipikul seseorang dalam menanggung beban, sehingga semua pekerjaan iblis pun dalam kontrol dan batasan yang dibuat Allah, baik kepada Ayub maupun kepada istrinya (1:12; 2:6). Namun yang lebih menarik, wajah asli istri Ayub lebih dari “seorang perempuan gila” sebab konsepnya ternyata sama persis dengan konsep iblis. Bahwa manusia jika menderita pasti, dan seharusnya meninggalkan Allah (2 : 5). Perkataan istrinya dan perkataan semua orang tidak meluluhlantakan imannya. Imannya yang seperti emas tak pernah takut dengan api melainkan semakin dimurnikan, Ayub melewati api pencobaan, tetapi hidupnya justru semakin dimurnikan (ayub 19 : 19 – 25).

Tema PA – Moria kita hari ini “ Senyummu kekuatanku (Ciremndu gegehku)” sebenarnya mengajak bagaimana Moria dapat menjadi kekuatan, pemberi semangat didalam kehidupan rumah tangga, lingkungan gereja dan masyarakat, dengan wajah yang bersahabat, wajah yang selalu ceria.

Kita mengetahui sebuah senyuman akan selalu membahagiakan seseorang, dan benar sekali dengan sebuah senyuman, seseorang akan membahagiakan dirinya sendiri dan orang lain yang mendapat senyuman dari kita. Tapi sayang memang, kalau kita memperhatikan orang timur (Karo) umumnya mahal senyum, entah apa yang menyebbkanya saya juga tidak tau pasti, kalau dikaitkan dengan kehidupan Ayub, mungkin saja orang Indonesia (Karo) memiliki jiwa dan perangai seperti istri Ayub, senyuman manis, kecantikan yang menawan dan kebaikan yang ditamilkan hanyalah bungkus luar ! ketika seseorang itu tidak lagi seperti yang dikehendaki seperti kehidupan Ayub maka senyum dan segala kebaikan menjadi sirna. Saya ingin mengatakan istri Ayub adalah istri yang memiliki moto ; ada uang abang sayang tidak ada uang abang melayang … heheheh.

Moria GBKP tidak diharapkan memiliki jiwa atau perangai seperti istri Ayub, tetapi menampakkan diri sebagai Moria – Moria yang setia dan selalu ceria dalam situasi apapun dan selalu menghadirkan semangat yang baru dimanapun ia hadir. Dan untuk Moria yang belum bisa tersenyum mari belajar tersenyum sehingga kita juga makin cantik dan mempesona, jangan katakan saya tidak bisa tersenyum karena wajah saya memang wajah cemberut, tidak ! orang – orang barat pada umumnya selalu menampilkan wajah yang ceria dan tersenyum ketika kita bertatap muka dan bertutur sapa dengannya, apakah mereka mereka dilahirkan dengan wajah murah senyum, sekali lagi tidak, tetapi mereka belajar senyum setiap saat dan akhirnya menjadi kebiasaan. Pada kesempatan ini saya akan menuliskan resep belajar tersenyum dan semoga kita mau mempraktekkannya di rumah sehingga akhirnya kita menjadi orang yang murah senyum : Jika selama ini kita mahal senyum, sulit tersenyum. Maka mulai di pagi hari belajar “SENYUM DUA JARI”, caranya sangat gampang. Berdirilah di depan kaca, lihat wajah anda, jika kurang cantik tanpa senyuman maka senyumlah dengan mendorong kedua mulut dari bawah keatas dengan dua jari anda. Setelah itu perhatikan wajah anda, maka akan terlihat aura kecantikan dari senyuman diri anda. Ini yang disebut dengan tekhnik “SENYUM DUA JARI”. Selamat mencoba dan tersenyumlah maka aku pun akan tersenyum.

Amin.
Pekanbaru 25 Agust 2015.

Suplemen PJJ GBKP 23 – 29 Agts 2015 “BELAJAR DARI KEHIDUPAN DANIEL”

Suplemen PJJ GBKP 23 – 29 Agts 2015.

Belajar Dari kehidupan Daniel

Pendahuluan.
Belakangan ini mulai jarang kita temui para pemimpin yang memiliki integritas dan spiritualitas yang baik. Memang masih banyak orang yang ingin menjadi pemimpin di negeri ini, tetapi motif mereka pada umumnya adalah untuk mendapatkan nama besar, menikmati berbagai fasilitas dan tunjangan-tunjangan yang berkaitan dengan jabatan tersebut. Untuk mendapatkan kedudukan dan jabatan tertentu tidak sedikit pejabat itu menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Ada yang mempertaruhkan harta kekayaannya, harga dirinya, nilai moralnya, dan bahkan iman percayanya. Ada juga yang menempuhnya dengan menggunakan ijazah ‘aspal’ (asli palsu) atau membeli gelar-gelar tertentu yang dijual seharga belasan hingga puluhan juta rupiah. Dia tidak pernah kuliah tapi bisa mendapatkan gelar sarjana, bahkan magister dan doctor. Dan anehnya orang-orang seperti itu sedikitpun tidak merasa bersalah untuk mencantumkan gelarnya di depan atau di belakang namanya.

Godaan seperti itu bisa jaga melanda para pemimpin gereja termasuk para pemuda gereja. Dan kalau itu terjadi di kalangan gereja sudah bisa dibayangkan ke depan bagaimana nantinya perkembangan dan pertumbuhan gereja-gereja kita di Indonesia ini bahkan di dunia ini. Untuk itulah kita perlu belajar dari Alkitab terutama dari para tokoh Alkitab khususnya Daniel. Sebagai seorang pemuda, Daniel juga sudah barang tentu mempunyai harapan dan cita-cita yang tinggi pada zamannya. Tetapi dia tidak menyangka kalau negerinya akhirnya dihancur leburkan oleh kekuatan Negara lain yakni kerajaan Babelonia yang diperintah Nebukadnesar. Daniel pun ditawan dan dibawa ke Babelonia untuk dijadikan pekerja paksa di negeri asing. Tetapi di sana Daniel mendapat kesempatan untuk menjadi pejabat tinggi Negara Babelonia. Akankah iman dan integritas Daniel dikorbankannya untuk mendapatkan kedudukannya itu? Melalui Penelaahan Alkitab saat ini kita bisa belajar tentang pengalaman iman dan pergumulan hidup Daniel, yang bisa kita jadikan teladan di dalam kehidupan rohani kita.

Profil Daniel.
Ada beberapa orang di dalam Alkitab yang bernama Daniel. Pertama, Daniel (disebut juga dengan nama Khileab) anak kedua Daud dari Abigail, perempuan Karmel (1 Taw. 3:1). Tidak begitu banyak yang kita ketahui tentang riwayat kehidupannya. Diduga dia meninggal dunia pada usia yang relatif masih muda. Kedua, Daniel dari keturunan Itamar yang menyertai Ezra kembali ke Yerusalem setelah masa pembuangan Babelonia (Ezr. 8:2). Dia ikut membubuhkan tanda-tangannya pada piagam perjanjian yang bermeterai (Neh. 10: 1-6). Ketiga, Daniel yang memiliki hikmat dan kebenaran yang luar biasa, yang imannya disetarakan dengan Nuh dan Ayub (Yeh. 14:14,20; 28:3). Dan dia disebut di dalam naskah Ugarit. Yang keempat adalah Daniel yang diceriterakan di dalam kitab Daniel dalam Alkitab, yang digolongkan kepada nabi-nabi besar PL. Pada awalnya tidak banyak informasi yang kita dapatkan tentang Daniel ini. Namun dia diyakini sebagai seorang Israel dari keturunan raja dan bangsawan. Pendapat ini didasarkan kepada catatan dalam Daniel 1: 3, bahwa Nebukadnesar telah memerintahkan :

Aspenas kepala istananya untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang- orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja.

Daniel dibawa sebagai tawanan ke Babelonia oleh Nebukadnesar pada tahun ketiga pada pemerintahan Yoyakin. Bersama beberapa teman-temannya (Hananya, Misael dan Azarya) Daniel bersama mereka akan dilatih secara khusus untuk melayani raja di istananya (Dan. 1:5). Sejak pelatihan (Youth Leadership Training ala Nebukadnesar) itu nama-nama mereka yang berbau Yahudi (Israel) diganti dengan nama-nama berbau Babelonia. Daniel menjadi Beltsazar, Hananya menjadi Sadrakh, Misael menjadi Mesakh, dan Azarya menjadi Abednego (1:7). Mungkin alasan penggantian itu adalah untuk menyatakan kepada masyarakat Babel bahwa mereka sudah menjadi warga Babelonia melalui proses naturalisasi.

Masa pelatihan (training) itu memakan waktu selama 3 tahun, sebelum mereka bekerja untuk raja. Selama masa itu kepada mereka diberikan segala fasilitas kerajaan Babelonia, termasuk jenis dan kualitas makanan dan minuman yang terbaik (yang biasanya menjadi santapan raja) disiapkan untuk mereka. Namun Daniel dan kawan-kawannya tidak mau mengkonsumsi makanan dan minuman yang biasanya dimakan dan diminum raja. Mereka menahan dirinya untuk tidak menikmati ‘santapan’ raja, karena itu bisa menajiskan dirinya. Melihat commitment Daniel dan kawan-kawannya, maka Allah mengaruniakan kasih sayang-Nya kepada mereka melalui pemimpin pegawai istana. Daniel hanya meminta disediakan sayur dan air sebagai makanan dan minumannya. Dan ternyata hasilnya sangat menakjubkan. Perawakan Daniel dan kawan-kawannya lebih baik dan lebih gemuk dari pada orang-orang muda lainnya yang makan dan minum dari santapan raja (1: 15).

Daniel sangat berbeda dengan orang-orang muda pada zaman ini yang kelihatannya sangat konsumtif dan rakus terhadap makanan dan minuman. Orang-orang muda pada zaman ini sangat suka menikmati fasilitas Negara. Mereka tidak segan-segan membawa mobil dinas (mobil kantor; plat merah) ayahnya atau ibunya untuk bepergian dengan teman-temannya dan mengunjungi pacarnya. Orang-orang muda saat ini juga sangat gemar memakan makanan yang berlemak seperti daging, tetapi sangat sedikit yang makan sayur dan buah. Orang-orang muda saat ini juga gemar meminum minuman keras (alcohol) sampai bermabuk-mabukan dan tawuran. Bahkan tidak sedikit dari antara mereka yang telah mengkonsumsi narkhoba dan zat-zat adiktif lainnya.

Selama masa pelatihan (training) itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat. Kepada Daniel Allah juga mengaruniakan dia pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi (1:17). Dan setelah tiba waktu yang ditetapkan, raja Nebukadnesar mulai berbicara dengan mereka. Raja menemukan bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya. Dalam hal raja Nebukadnesar memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, maka raja akan bertanya kepada mereka. Mereka menjadi ‘konsultan ahli’ bagi raja Babelonia. Ketika pun raja Nebukadnesar bermimpi dan semua para ahli (orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim tidak ada yang sanggup menjelaskan arti mimpinya. Tetapi melalui sebuah penglihatan malam yang diberikan oleh Allah, Daniel sanggup mengetahui apa mimpi raja dan sekaligus mengartikan mimpi itu (2:19-23).

Dari tawanan menjadi pejabat tinggi.
Setelah raja Nebukadnesar wafat, dia digantikan oleh anaknya bernama Belsyazar. Raja ini mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya. Mereka minum-minum anggur dengan menggunakan perkakas dari emas yang telah diambil Nebukadnesar dari dalam Baitsuci Yerusalem. Sembari mereka bermabuk-mabukan mereka memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu (5:1-4). Saat itulah ada jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, dan raja melihat ada punggung tangan yang sedang menulis (5:5). Raja mengumpulkan para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum untuk mengartikan tulisan itu. Tetapi tak satu orang pun yang dapat mengartikannya. Akhirnya Daniel atau Beltsazar yang dikenal sebagai orang yang penuh dengan roh para dewa yang kudus, memiliki kecerahan, akal budi dan hikmat dan pengetahuan, dipanggil raja untuk mengartikannya. Mene, mene, tekel ufarsin berarti: masa pemerintahan raja dihitung oleh Allah dan telah diakhiri, raja ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan, kerajaannya yang terpecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia (5:25). Hal itu terjadi karena raja dan seluruh pembesar kerajaan telah menggunakan perkakas emas dari Baitsuci Yerusalem untuk bermabuk-mabukan. Karena kemampuannya itu raja mengangkat Daniel menjadi pejabat tinggi kerajaan yang mempunya kekuasaan sebagai orang ketiga setelah raja. Dan setelah raja Beltsyazar terbunuh, dia digantikan oleh Darius, orang Media (5:29; 6:1), Daniel adalah salah satu dari ketiga pejabat tinggi yang mengepalai 120 wakil-wakil raja (6:2). Karena Daniel mempunyai roh yang luar biasa, raja Darius juga bermaksud untuk mengangkat Daniel menjadi pejabat atas seluruh kerajaannya, setingkat di bawah kekuasaan raja.

Melihat keberhasilan Daniel maka para pejabat tinggi dan wakil raja mencari alasan dakwaan untuk menjatuhkan Daniel dari jabatannya (6:5). Tetapi mereka tidak menemukan alasan apapun atau sesuatu kesalahan atas dirinya, sebab Daniel setia dan tidak lalai di dalam menjalankan tugasnya. Menurut mereka hanya ada satu cara untuk menjatuhkannya, yakni dalam hal ibadahnya kepada Allahnya (6:6). Tanpa sepengetahuan Daniel, para pejabat tinggi dan para wakil raja mengusulkan kepada raja untuk mengeluarkan sebuah peraturan atau undang-undang yang baru yang ditetapkan raja. Isi undang-undang itu adalah: barangsiapa dalam 30 hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa (6:8). Begitu mendengar isi undang-undang itu, Daniel pergi ke rumahnya untuk berdoa kepada Allah ke arah Yerusalem. Di kamar atas, dia berlutut dan berdoa tiga kali sehari serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya (6:11). Ketika mereka menemukan Daniel yang sedang berdoa kepada Allahnya, maka mereka melaporkannya kepada raja. Mendengar nama Daniel, raja menjadi sangat sedih hatinya. Dia berusaha mencari jalan untuk melepaskan Daniel, tetapi dia tidak mendapatkannya. Akhirnya sesuai dengan ketentuan undang-undang itu, Daniel pun dilemparkan ke gua singa. Raja kembali ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malam dan dia tidak bisa tidur, karena memikirkan keadaan Daniel.

Begitu fajar menyingsing, dengan terburu-buru raja langsung pergi ke gua singa. Raja berseru ke arah Daniel, kalau-kalau Daniel masih hidup: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah ia melepaskan engkau dari singa-singat itu?” (6:21). Daniel menjawab: “Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan” (6:23). Mendengar khabar baik itu, raja Darius mengirimkan suratnya kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa yang berisikan kesaksian dan kewajiban:
• Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah allah yang hidup yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahannya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkeraman singa-singa” (6:27-28).

Iman percaya dan keselamatan Daniel telah menjadi kesaksian yang hidup bagi raja Darius sampai akhirnya dia mengirimkan isi kesaksiannya yang menjadi kewajiban bagi seluruh warga di dalam kerajaannya. Beberapa waktu kemudian Daniel pun mengalami kelelahan dan jatuh sakit beberapa hari lamanya (8:27).

Demikianlah kehidupan Daniel sebagai pejabat tinggi di Negara Babelonia. Di tengah-tengah kesibukannya selaku pejabat tinggi Negara, Daniel terus memelihara kebiasaan baiknya untuk datang ke hadirat Tuhan Allah untuk berdoa, bermohon dan berpuasa serta mengenakan kain kabung dan abu, memohon pengampunan dosa (9:3). Dia berdoa syafaat mewakili bangsanya : “Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada TUHAN Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia” (9:5-6, 8-9).

Refleksi theologis
Dari sejarah kehidupan dan pengalaman Daniel kita memperoleh beberapa refleksi teologis, antara lain :

  1. Perobahan status social Daniel dari kaum bangsawan (orang berdarah biru) menjadi seorang tawanan perang yang akan diperlakukan sebagai budak tidak membuat Daniel menjadi orang yang frustrasi, yang ugal-ugalan dan yang urakan. Dia tetap memelihara kehidupan kepribadiannya dan kerohaniannya. Daniel tidak menghakimi siapa-siapa, juga tidak menghakimi Allah, bahkan dia tetap memuji Allah di tengah-tengah bangsa yang menawan dirinya.
  2. Seorang muda yang menjadi tawanan perang tidak identik dengan hidup yang tanpa masa depan sama sekali. Kemiskinan seorang muda tidak serta merta menutup jalan kehidupannya menuju kehidupan yang gemilang, bahkan hingga menduduki jabatan sebagai pejabat tinggi negara. Keterbatasan keadaan hidup dan kemiskinan bisa menjadi motivasi dan alasan yang kuat untuk mendorong keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan lebih berhasil di masa depan. Oleh karena itu janganlah jadikan keterbatasan, kekurangan dan kemiskinanmu menjadi ‘penutup jalan’, tetapi pakailah itu menjadi ‘tumpuan’ kakimu untuk meraih sukses.
  3. Menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu terhadap berbagai jenis makanan dan minuman yang biasa disantap para raja dan kaum bangsawan adalah salah satu cara untuk membentuk fostur tubuh yang sehat. Tidak semua makanan yang enak itu adalah menyehatkan. Sudah banyak orang-orang yang muda yang jatuh ke dalam kasus obesitas (kegemukan atau kelebihan berat badan). Di Australia ada banyak program untuk menurunkan berat badan. Banyak orang yang membelanjakan uangnya untuk menyewa seorang instruktur dalam rangka menurunkan berat badannya. Memakan makanan yang mengandung banyak lemak dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit di dalam diri kita. Sebaliknya, memakan makanan yang mengandung serat dari sayur-sayuran dan buah-buahan justru membuat tubuh menjadi sehat.
  4. Juga meminum minuman yang mengandung alcohol dapat mengakibatkan kemabukan dan hilangnya kesadaran. Seseorang yang mabuk akan sulit untuk membedakan isterinya dengan ibu mertuanya, dan tidak bisa membedakan isterinya dengan isteri temannya. Banyak orang muda berpikir agar berani naksir cewek dia perlu menenggak minuman beralkohol. Orang muda seperti ini adalah orang yang abnormal (sakit jiwa). Dikatakan abnormal, karena makan obat dulu baru berani menyampaikan isi hatinya. Orang yang normal (sehat) tidak memerlukan obat untuk mengungkapkan isi hatinya kepada siapa saja. Karena dia sadar hanya ada dua kemungkinan jawaban yang akan dia terima, diterima atau ditolak, itu saja. Orang-orang muda juga perlu menahan diri dari perilaku konsumtif yang bersifat kecanduan. Misalnya dengan perilaku merokok, menghisap ganja, mengkonsumsi narkhoba dan zat-zat adiktif lainnya. Juga dari kebiasaan kebut-kebutan, pergaulan bebas, judi, dll.
  5. Kemampuan untuk menahan diri dan mengendalikan diri hanya bisa diperoleh melalui pemeliharaan kehidupan kerohanian (spiritualitas). Kerohanian dan spiritualitas kita bisa bertumbuh dan berkembang apabila kita tetap memelihara hubungan pribadi dengan TUHAN (HPDT). Orang-orang muda perlu melakukan penyembahan pribadi, doa dan ibadah pribadi, di samping penyembahan bersama di gereja dan persekutuan. Yakni dengan cara melakukan doa pagi sebelum memulai sesuatu aktifitas sepanjang hari. Dalam Markus 1:35 ada dikatakan: “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia (Yesus) bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” Saudara-saudara kita di Korea, setiap hari jam 04.30 sudah pergi ke gereja untuk beribadah, walaupun di musim dingin (salju). Daniel selalu berdoa setiap hari, tiga kali sehari (pagi, siang dan sore). Hidup yang beribadah, dan ibadah yang hidup adalah kehidupan orang-orang muda.
  6. Orang yang berspiritualitas adalah orang yang selalu berkomunikasi dengan Alllah dan selalu dengar-dengaran dengan firman Tuhan. Hal ini dapat kita jumpai dalam Galatia 6:2, yang mengatakan: “kalau ada seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lembah lembut…” Dalam terjemahan The Holy Bible versi NRSV disebutkan: “you who have received the Spirit should restore”. Itu berarti bahwa orang yang memiliki spiritualitas adalah orang yang terus-menerus menerima Roh Allah di dalam hidupnya. Dalam pasal sebelumnya (5:16) Paulus mengatakan: “hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging”. Dan jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh (5:25).
  7. Orang-orang muda yang memiliki spiritualitas lah orang-orang yang memiliki integritas. Integritas adalah suatu kepribadian yang utuh. Yakni suatu kepribadian yang sejalan perkataannya dengan perbuatannya, dan sejalan perbuatannya dengan apa yang diyakininya (imannya). Hidup dan perilakunya adalah buah dari imannya. Orang yang memiliki integritas adalah orang yang berani menegakkan keadilan dan kebenaran. Berani mengatakan ‘ya’ terhadap yang benar dan baik, dan mengatakan ‘tidak’ terhadap yang salah dan jahat. Dia memiliki prinsip yang kuat di dalam hidupnya, karena dia selalu berlandaskan imannya di dalam setiap hal yang dilakukannya. Dia tidak mengenal kompromi terhadap dunia ini. Dia tidak mau terlibat kepada tindakan konspirasi yang menjatuhkan sesamanya.
  8. Kehidupan spiritualitas dan integritasnya yang tinggi membuat mulut singa terkatup rapat. Singa-singa lapar menjadi kenyang melihat kehadiran anak-anak Tuhan. Mereka tidak selera untuk menyantap anak-anak Tuhan, karena tubuh mereka tidak mengandung bau kematian (mayat). Sebaliknya singa-singa lapar itu akan bertambah laparnya ketika melihat tubuh orang-orang yang penuh dosa dan kejahatan, yang rakus dan tamak, serta yang tambun karena menimbun kejahatan di dalam dirinya. Singa-singa lapar itu akan sangat merasa haus ketika melihat tubuh orang-orang yang suka menghisap darah (kehidupan) sesamanya.
  9. Kehadiran orang-orang muda di setiap tempat dan waktu akan selalu membuat orang-orang di sekitarnya dapat mengenal Allah. Di mana pun orang-orang muda ada, dia selalu memperkenalkan kuasa Allah. Hidupnya adalah hidup yang bersaksi, bersaksi tentang kebaikan Tuhan. Di mana pun dia berada mujizat dan tanda ajaib Tuhan selalu nyata di dalam hidupnya. Tuhan memakainya menjadi alat yang indah dalam pemberitaan Injil, kabar baik Tuhan Yesus Kristus.
  10. Oleh karena itu selalulah takut akan Tuhan. Dia akan mendudukkanmu pada kedudukan dan jabatan yang Tuhan sediakan bagimu. Kita tidak perlu mendongkel kawan agar jatuh dari kedudukan dan jabatannya. Kedudukan dan jabatan kita haruslah yang dari pada Tuhan, bukan yang diberikan oleh dunia ini. Selamat melayani.

Catatan kuliah PL. DR. J. Situmorang.

Suplemen PJJ 09 – 15 Agust 2015. Roma 13 : 1 – 7 “Warga Negara Si Payo”

Suplemen PJJ 09 – 15 Agust 2015.

Ogen : Roma 13 : 1 – 7
Tema : “Warga Negara Si Payo”

Shalom.
Ibas Roma 13 : 1 – 7 Paulus menjelasken ntah memaparkan kerna hak ras peran pemerentah nandangi rakyatna bagepe nuriken tanggung jawab rakyat nandangi pemerentah. Tapi amin bage gia maka la banci silupaken konsep manusia memerintah manusia labo sesuai ras rencana penciptaan manusia (creational design) si itetapken Dibata, ertina Dibata nge sitetap pemegang otoritas tertinggi nandangi manusia, alu bage Dibata berhak ndatken pertanggungjawapen ibas kerina kegeluhen manusia nari.

Sebage kalak kristen kita pe tentu patuh ras taat nandangi pemerentah erkiteken Yesus sendiri pe ngajarken man banta maka kita pe arus nehken tanggungjawabta man pemerentah alu patuh man aturen pemerentah (Mrk 12 : 1 – 17). Janah ndauh sebelum masa pengajaren Yesus e, Dibata pe memang enggo menetapken erbage – bage aturen kerna kegeluhen manusia subuk e ibas pemerentahen ras kepatuhen nandangi pemerentah (bd. Ul 17) ertina kerina pengajaren ras ketetapen Dibata e erguna gelah kegeluhen manusia lit ibas kiniraturen.

Paulus sebage warga negara enggo ngenanami uga menjadi sekalak warga negara ras ia merasa bangga sebage sekalak warga negara Roma. Bali ras ibas zamanta sigenduari maka tentu kita pe bangga jadi salah sada warga negara Indonesia. Ibas zamanna Paulus bangga ia menyandang kewarganegaranna, erkiteken memang ibas paksa sie pemerentah Romawi ngelaloken fungisna alu mehuli man kerina man kerina warga negarana. Pemerentah mendukung penuh ras mereken keleluasaan man kerina rakyatna guna mengembangken usahana gelah kegeluhen reh ulina, mereken rasa aman kerina rakyatna alu mereken perlindungen penuh ija pe rakyatna tading. Emaka ibas paksa sie, jadi warga negara Roma eme sada kebanggan tersendiri sebab ibas sekalak jadi warga kerajaan Roma, ia ndatken hak – hak istimewa, umpamana sekalak warga la banci i penjaraken adi lenga i adili, janah adi sekalak terdakwa merasa ndatken ketidakadilen maka ia banci naik banding langsung man Kaisar janah Kaisar me si memtus perkarana, subuk e man warga kelas rendah ras bangsawan. (William Barclay, mengutip EJ Goodspeed : “Ambassador For Christ : Life Teaching Paul).

Ibas masa pelayanenna, Paulus mbue tersampati erkiteken status kewarganegaranna sebage kalak Roma, umpamana : tupung ia i penjaraken i Filipi, erkiteken kewarganegaranna sebage kalak Roma, kedungenna alu sinik – sinik hakim melepasken Paulus erkiteken hakim – hakim mbiar nandangi pemerentah Roma ras ietehna uga pemerentah Roma mereken perlindungen penuh man kerina rakyatna (Perb 16 : 37 – 39), bagepe pernah sekali jadi i Jerusalem Paulus la surung i hukum cambuk erkiteken Paulus ngataken hakna sebage kalak Roma alu ngataken, banci kin sekalak warga Roma i hukum alu la i adili ? ras kenca i katakenna ia sebage warga negara Roma maka paulus la surung i hukum (Kis 22 : 28).

Ibas pengalamen kegeluhen si bagenda me, Paulus ningetken man kalak kristen i Roma gelah kerina kalak kristen patuh man pemerentah, alu ningetken “kerina kam arus patuh man pemerentah, sebab labo lit pemerentah si la ibas Dibata nari, janah pemerentah si lit genduari e pe Dibata nentapkenca” (ay.1). I jenda paulus sekaligus menjelasken maka pemerentah eme sarana perwakilen Dibata guna menciptaken kiniraturen, kesejahtraan ras keselamaten rakyat, alu bage sekalak warga negara arus patuh man pemerentahna. Lit pe kepatuhen siarapken Paulus ibas kerina kalak kristen nari eme : mengakui pemerentah eme sebage perwakilen Dibata guna ngaturken kegeluhen manusia (ay.1), patuh nandangi pemerentah bagi kepatuhen nandangi Dibata, dingen kinilapatuhen bali kap e ras ngelawan Dibata (ay.2). Lit pe bentuk kepatuhen si iarapken Paulus eme alu ngelakoken si mehuli ibas ukur ersuruh nari, labo erkiteken mbiar nandangi hukumen, sebab kalak si jahat nge mbiar man pemerentah, eme alu ngelanggar ketetapen pemerentah alu la nggalar pajak, la mehamat ras la ngergai kalak si patut i ergai (ay. 3 – 7). Ibas kerina kata persinget Paulus e, teridah maka Paulus tuhu – tuhu memahami Dibata nge simenetapken pemerentah ras simereken hak man pemerentah guna mereken ukumen nandangi kalak sila patuh man pemerentah (bd. Pemilihen ras penetapen raja – raja ibas kalak Israel, ija Dibata nge memilih ras menetapken kerina pemerentah kalak Israel dingen raja – raja ertanggung jawab penuh man Dibata kidekah pemerentahenna).

Tentu ibas masa genduari pe, pengakunta bali nge ras pengakun Paulus, si akui pemerentah i doni rehna ibas Dibata nari ras bageme pengakunta nandangi pemerentah negaranta Indonesia enda. Labo perlu si persoalken kai agamana, kai sukuna, tapi siakuilah, kerina pemerentah e rehna ibas Dibata nari ras marilah sidukung pemerentah si lit guna kiniulin kegeluhen secara bersama terlebih – lebih ibas negaranta Indonesia enda.

Itengah – tengah kemajuan zaman, erbage – bage ka me genduari masalah siturah i tengah – tengah bangsata, umpamana : kemiskinen, kerusaken lingkungan, ketimpangen sosial, korupsi, hukum situmpul keatas tapi tajam kebawah, cedana moral ras mental anak – anak bangsa, rsd. Ibas sie kerina uga dage ninta, haruskah kita berpangku tangan alu hanya ncakapken kerna kinirajan surga sebage perayaken akhir ibas kegeluhenta ? tema PJJ – nta sekali enda ningetken man banta gelah kita (gereja) tetap menggumuli peranna sebage warga negara ras relasina nandangi pemerentah.

Piga – piga peran sederhana sibanci silakoken ibas masa sigenduari enda eme, erperan serta guna mengawasi kinerja pemerentah ras puji Tuhan, presidenta si genduari tuhu peduli nandangi kegeluhen bangsa ras negaranta, emaka ibukana salah ingan pengadun rakyat si langsung man Presiden (https://www.laporpresiden.id/), tentu hal sienda melala sisi positifna, sebab ibas web enda kita sebage rakyat banci langsung erpartisipasi ibas pembangunen alu mereken aspirasi guna kegeluhen erbangsa ras ernegara, jenari si sehken pe tanggungjawabta alu nggalari pajak, menaati hukum, rsd, dingen kerina sie si ilakoken alu ukur ersuruh (kesadaran penuh sebage warga negara) labo erkiteken mbiar nandangi hukum. Dage sebage warga negra si payo mari dage sibuat peranta masing – masing ibas kerina sisi kegeluhenta subuk sebage pengajar, pengusaha, perjuma, cendikiawan, rsd, guna kiniulin kegeluhen bangsa ras negaranta. Selamat menjadi warga negara si payo.

Amin.
Pekanbaru 07 Agust 2015.