NATAL MASA KINI LEBIH DUNIAWI !

NATAL MASA KINI LEBIH DUNIAWI !
(Beberapa catatanku tenntang Natal masa kini di akhir thn 2015)

Dalam tahun ini aku telah beberapa kali mengikuti Natal maupun sebagai pemimpin ibadah Natal. Dalam ingatanku ada beberapa catatan yang mnimbulkan beberapa pertanyaan, karena jujur aku sendiri merasa terganggu dengan perayan natal masa kini dan bertanya : inikah Natal yang sesungguhnya ?

Beberapa hal tentang pelaksanaan Natal masa kini yang aku perhatikan antara lain :

 Sepertinya Natal sekarang pun dapat dikatakan mencari rating. Tidak ramai yang menghadiri Natal dianggap tidak meriah dan memuaskan. Perhatikanlah kata sambutan yang mengatakan Natal kita ini sungguh meriah karena dihadiri banyak orang. Artinya jumlah kehadiran menjadi tolak ukur Natal itu sukses atu tidak.

 Perayaan Natal ternyata sudah sangat GLAMOUR (suasana Perayaan duniawi) hingga suasana khidmat Natal itu telah kehilangan makna yang sesungguhnya.

 Acara Natal sering juga telat dimulai oleh karena sang tamu kehormatan, pejabat belum hadir di tempat. Hmmm … ternyata Natal itu lebih menghormati Pejabat daripada jemaat yang sudah hadir tepat waktu.

 Wow … Ternyata Natal juga telah dimasuki cara – cara dunia untuk mengumpulkan orang dengan mengadakan LUCKY DRAW dan anehnya hal ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan biasa saja, karena LUCKY DRAW dianggap dapat menarik orang untuk datang mengikuti Natal.

 Lagu – lagu natal pun harus lebih menarik dan lebih parah lagi bahwa banyaknya lagu lagu – lagu duniawi yang masuk pada acara Natal, yaitu dengan menggubah lagu duniawi tersebut menjadi lagu rohani, hehehe … Seperti yang aku alami sendiri baru – baru ini saat memimpin sebuah acara Natal. Lagu batak yang cukup terkenal di lapo tuak yang berjudul “ANAK MEDAN” di ubah menjadi “ANAK TUHAN” … kwkwkkw … dan akhirnya aku merasa sangat lucu sekali dengan lagu Natal tersebut dengan mengikuti lagu tersebut dengan lagu “ANAK MEDAN”.

 Tak jurang juga “PENGKHOTBAH” di ingatkan panitia supaya jangan terlalu lama berkhotbah karena padatnya jadwal acara dan juga oleh karena adanya tamu kehormatan yang diundang untuk memberikan kata sambutan sekaligus mencari dana Natal.

 Dalam mendengarkan khotbahpun sebenarnya banyak yang hanya sekedar mencari INFORMASI tentang Tuhan tanpa mengimanai dan mengamini firman yang di dengar. Dan satu lagi sebagai catatan dalam hal ini, ternyata pengkhotbah yang pandai berhumor lebih laris daripada pengkhotbah yang sungguh – sungguh memperdengarkan firman Tuhan.

Hehehe …. Status ini, mungkin aku sendiri yang merasa heboh, tetapi aku rasa ada baiknya aku tuliskan saja untuk mengingatkan dan menjadi perhatian kita yang melakukan Natal pada tahun ini.

Salam Damai natal. Pekanbaru 15 Des 2015

SEPERTINYA AKU JUGA CINTA UANG

SEPERTINYA AKU JUGA CINTA UANG

Mungkin ada kebenaran dari perkataan yang mengatakan “HEPPENG NA MANGATUR NEGARA ON/UANGLAH YANG MENGATUR NEGARA (SEGALANYA)”. Hal ini juga terlihat dalam kehidupan seseorang artinya kualitas kepribadian seseorangpun tidak lagi dinilai dari ketulusan dan kesungguhan hati, tetapi dinlai dari seberapa banyak uang ia miliki dan sebaik apapun seseorang, kalau ia tidak memiliki harta, maka sesorang itupun akan sulit menerima penghargaan.

Sebenarnya memiliki dan rasa cinta akan uang bukanlah sesuatu yang buruk apalagi dipakai dengan baik, namun juga uang bisa membuat orang terjerumus dalam dosa dan menjauhkan kita dari orang – orang terdekat kita dan Tuhan. Sayang memang jika uang telah menjadi tuan di dalam kehidupan segala sesuatu sekarang ii telah di ukur dengan uang. Taetapi ada baiknya juga tentang uang ia akan sangat berarti jika bisa menjadi penolong namun sebaliknya bisa menjadi jerat jika sesorang sangat terikat padanya.

Tapi sepertinya bukan di jaman sekarang saja orang terpikat dengan uang, di masa Yesus seorang muridNya bernama Judas juga memiliki penyakit jaman sekarang terlalu “MENCINTAI UANG”, sehingga gara – gara uang Judas sampai hati menghianati dan menjual gurunya !. Tapi jangan – jangan aku juga demikian ya cinta akan uang … hehehe.

“Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel” (Matius 27 : 9)

Selamat Siang. Inspirasi dari sebelah.

Pekanbaru 04 Des 2015