BERGEREJA DAN BERBUSANA (SEBUAH TEOLOGI DAN REALITAS)

BERGEREJA DAN BERBUSANA (SEBUAH TEOLOGI DAN REALITAS)  

Shalom aleikhemb’shem Adonai Yeshua Ha-Massiakh.         
Salam damai sejahtera dan cinta kasih dalam Yesus Kristus Juru Selamat kita.

“Pantaskah Berpakaian Mini dan Seksi di Gereja?”.Suatu pertanyaan yang singkat namun memiliki makna mendalam ketika diperhadapkan dengan konsep religius. Sesungguhnya cara berpakaian seseorang adalah hak mutlak orang itu sendiri, merupakan kebebasan dan bagian dari aktualisasi diri. Akan tetapi ketika diperhadapkan dengan etika sosial dan standar religius, maka cara berpakaian menjadi satu bagian penilaian yang menggambarkan keadaan atau status maupun tingkat penghargaan diri orang lain terhadap yang bersangkutan dalam suatu lingkungan pergaulan sosial.

Dari penelusuran ayat-ayat Alkitab secara elektronik ; ditemukan paling tidak ada 5 (lima) konsep pakaian dalam Alkitab:

  1. Pakaian adalah pelindung badan dan penutup tubuh;
  2. Pakaian adalah tanda pengenal – bagian dari jati diri;
  3. Pakaian adalah tanda kebesaran;
  4. Pakaian adalah symbol keadaan diri secara utuh;
  5. Pakaian adalah symbol hak azasi seseorang.

Dari kelima konsep di atas serta paparannya mengenai peradaban berpakaian bangsa Israel terlihat bahwa konsep berpakaian mengalami perubahan secara dinamis, dari yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks sesuai masanya. Dari “ketelanjangan” menuju “ketertutupan”.

Ketika diperhadapkan dengan konteks masa kini, disaat timbul wacana tentang cara berpakaian yang seksi, mini dan terbuka, tentunya menimbulkan suatu keadaan sungsang dalam peradaban berpakaian. Karena dalam perjalanan sejarah Alkitab prosesnya dimulai dari “ketelanjangan menuju ketertutupan”, namun yang terjadi kini menyatakan bahwa telah terjadi proses menuju “ketelanjangan”.  Akan tetapi dengan satu catatan bahwa ternyata, proses “ketelanjangan” menuju “ketertutupan” lalu “ketertutupan” menuju “ketelanjangan” itu berjalan secara simpang siur, artinya perjalanannya tidak seperti suatu proses garis lurus, melainkan berjalan secara turun-naik, bolak-balik.

Ketika dikaitkan dengan kelayakan seseorang datang beribadah dari cara berpakaian, berdasarkan penelusuran terhadap ayat – ayat Alkitab, hal tersebut tidak ditemukan secara lugas.

Namun secara tersirat ada satu ayat yang dengan arif dan tegas mengatakan bahwa beribadah kepada Allah harus menurut cara yang berkenan kepadaNya, yaitu dengan hormat dan takut (Ibrani 12:28). Dalam hal ini Allah lebih melihat hati manusia yang datang kepadaNya untuk beribadah karena Allah adalah Roh (Yohanes 3 : 23 – 24). Kalimat hormat dan takut ini lebih mengarah kepada persepsi pribadi secara subjektif dan terlepas dari cara berpakaian. Ditambah lagi dalam ayat lain bahwa Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya (Yakobus 1:26). Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang (Markus 7 : 23).

Paparan diatas bukan berarti kemudian seolah memberi lampu hijau terhadap kebebasan berpakaian yang berlebihan. Karena ketika didalami konsep ajaran etis Alkitab dapat dipahami dengan jelas bahwa, pe-mahaman dari hati yang keliru menimbulkan “dosa” bagi orang itu sendiri. Mengacu pada Markus 7 : 23, Bahwa hal jahat pertama-tama timbul dari dalam hati dan menajiskan orang; Maka ketika seseorang berpakaian dengan alasan untuk menarik perhatian orang lain dengan cara “mengeksploitasi” bagian tubuhnya, apalagi ketika beribadah maka hal itu adalah sebuah perbuatan dosa. Demikian pula dengan kenyataan bahwa mungkin ia berpakaian yang tidak terbuka; “tertutup” dan “tidak mengumbar nafsu” tetapi menonjolkan kesombongan, pun sebuah perbuatan dosa. Inilah sebuah realita etis alkitab yang menegaskan bahwa sangat tipis batasan antara perbuatan dosa dan yang bukan perbuatan dosa, batasannya berasal dari hati.

Dalam teologi realitas yang sedang berkembang, cara berpakaian yang ada, baik itu sifatnya tertutup maupun terbuka merupakan sebuah kenyataan yang sebenarnya. Pantas tidaknya seseorang menggunakan pakaian itu tergantung dari “rasa” si pemakai dan pengetahuan si pemakai, etika bersosial, kebenaran kolektif dari lingkungan dimana individu berada serta situasi lingkungan secara alamiah.

Pakaian adalah hasil karya manusia. Manusia mendapat pengetahuan untuk membuat pakaian karena Allah mengajarkannya (Kej. 3 : 21). Jenis-jenis pakaian saat ini, yang indah, seksi, sopan, nyaman serta apapun sebutannya adalah bagian dari aktualisasi diri yang menyatakan keberadaan manusia sebagaimana dia ada dalam pengaruh modernisasi dan perubahan sosial. Dan, control Iman serta kenyataan Alkitabiah adalah suatu hal yang penting, karena Iman menuntun pengetahuan; Pengetahuan membawa Iman pada kenyataan. Alkitab member jalan untuk menyadari bahwa potensi diri yang disebut kehendak hatilah penentu aksi dan reaksi dalam suatu lingkungan social, maka jagalah keinginan hati.

Dalam kehidupan bergereja kita memerlukan etika, karena etika membantu kita memantapkan dasar iman, serta membantu agar tidak menutup diri dalam menghadapi dimensi masyarakat (baca: individu lain) dengan segala kompleksitasnya. Intinya dalam setiap berperilaku kita hendaknya mengedepankan etika dan moral, karena menurut Alkitab Iman tanpa perbuatan adalah mati. (Yakobus 2 : 26).

Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yakobus 1 : 14 15).       

CP. Sumber yang terlupakan, terimakasih kepada penulis, tulisan ini dapat memberikan pencerahan.

PKU 07 Agst 2016.

GEREJA YANG BERDIAKONIA

GEREJA YANG BERDIAKONIA

(Tulisan ini lahir dari kongkow di warung kopi dan saya pikir ada baiknya dituliskan, mana tau ada sebab akibat yang diakibatkan setelah tulisan ini dibaca oleh yang berminat … hehehe … selamat membaca)

Di dalam konsep Diakonia, gereja seharusnya lebih melibatkan diri dalam bentuk pelayanan kasih kepada dan untuk kesejahteraan manusia yang diwujudnyatakan melalui tindakan nyata, dengan melakukan pembebasan terutama bagi mereka yang miskin dan tertindas sebagai wujud nyata kepatuhannya kepada firman dan cinta terhadap  sesama manusia (Bd. Luk 4 : 14 – 21). Dan memang sudah seharusnyalah gereja mengambil sikap dalam menyikapi masalah – masalah sosial masyarkat (jasmani) umpamanya peduli kepada orang yang tidak cukup makan – minum, peduli kepada yang tidak dapat membayar biaya kesehatan, kepada yang tidak dapat membayar biaya pendidikan anak-anak mereka, atau menciptakan lapangan kerja bagi mereka yang tidak memilki pekerjaan, dsb.

Oleh itu adalah sangat baik jika gereja lebih menggiatkan pelayanan diakonianya serta berlahan – lahan mengurangi pengeluaranya yang hanya sebatas pesta kemeriahan gerejawi yang hanya bersifat sementara, menghabiskan dana yang cukup banyak dan mulailah meninggalkan cara pelayanan diakonia yang hanya sebatas pelayanan seremonial. Gereja haruslah membuka matanya lebih lebar untuk melihat bahwa masih banyak anggota jemaatnya yang hidup di dalam kemiskinan, yang tidak memiliki harta benda, hidup serba kekurangan oleh karena rendahnya penghasilan mereka untuk mencukupi keperluannya.

Gereja adalah manifestasi keberadaan Allah di dunia artinya selain melakukan persekutuan untuk memuliakan Tuhan Allah, gereja juga adalah sebagai perpanjangan tangan Tuhan Allah untuk mewujudkan tujuanNya untuk datang kedua dunia yaitu melakukan pelayanan kemanusian sampai Ia datang kedua kali. Dalam Lukas 4 : 14 – 21 jelas sekali tanpa penafsiran yang rumit, kita mengetahui Yesus berbicara tentang kehidupan jasmani manusia, ketika Ia mengatakan ; Roh Tuhan ada pada-Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin ; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”. Bukan kah perkataan Yesus ini seharusnya teraplikasi dengan baik di dalam kehidupan gereja dan bukankah seharusnya gereja lebih  mengedepankan pelayanan tersebut serta menyelesaikan masalah – masalah jasmani kehidupan manusia tersebut ?

Secara harafiah, Diakonia dalam bahasa Ibrani disebut dengan “syeret” yang berarti memberikan pertolongan atau pelayanan. Dalam terjemahan bahasa Yunani, kata diakonia disebutkan diakonia (pelayanan), diakonein (melayani), dan diakonos (pelayan). Dan secara luas pada zaman Perjanjian Baru diartikan menyiapkan makanan sebagai korban kepada dewa-dewi  dan pada masa itu kata ini memang tidak memiliki arti yang “terhormat” karena digunakan hanya untuk para pelayan dan para hamba namun pada perkembangannya diakonia lebih diartikan melayani dalam arti umum untuk melayani kebutuhan jemaat.

Dalam praktek pelayanannya gereja memang telah melakukan pelayanan diakoninya yang di kenal dengan Diakonia karitatif  yaitu pelayanan diakonia dengan pelaksanaan memberi langsung kepada mereka yang membutuhkan dan lebih bersifat tanggap – darurat, dan dalam sisi baiknya diakonia ini dibutuhkan dalam pelayanan tertentu. Dalam perjalan waktu pelayanan diakonia mengalami pererkembangan pemahaman yang disebut dengan Diakonia Reformatif  sifat dari pelayanan diakonia sebenarnya masih hampir sama dengan diakonia karikatif oleh karena pelayanan diakonia reformatif ini pun tidak merubah pondasi dasar pelayanan diakoni karena tetap saja dilakukan atas dasar belas kasihan. Akhir – akhir ini istilah diakonia kemudian lebih berkembang dengan sebutan diakonia transformatif dalam pengertiannya sifat dari pelayanan ini lebih mendekati dengan apa yang dimaksudkan Yesus dalam Lukas 4 : 14 – 21 Roh Tuhan ada pada-Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin ; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”. Bukan kah itu yang dimaksudkan Allah ketika ketika kita merujuk kembali ke PL ketika Tuhan Allah melepaskan bangsa Israel dari penindasan di Mesir dan menempatkan bangsa Israel di Tanah Kanaan yang sangat subur atau yang dimaksudkan Yesus ketika Ia berkata dalam mat 6 : 25 – 34 dimana Yesus menginginkan agar seluruh umat manusia terlepas dari rasa khawatirnya setiap saat (hari) tentang apa yang akan dia makan dan minum serta apa yang akan ia pakai ?

Lalu kapankah diakonia transformatif itu dapat terrealisasi dengan baik dan benar ? hal itu kembali tergantung kepada gerejanya. Jika gereja hanya masih ingin menghibur dirinya, menyibukkan diri dengan kesenangannya sendiri, maka hal tersebut akan sulit tercapai, terlebih – lebih jika mimbar gereja tidak lagi dipakai bagaimana seharusnya dalam mengkomunikasikan firman Allah dengan maksud Allah yang sesungguhnya.

Gereja seharusnya sadar dengan pemahaman teologinya dan memang harus membuka mata lebih lebar, melihat bahwa di dalam jemaatnya atau di kehidupan sosial masyarakat yaitu peduli kepada orang miskin yang tetap miskin dari dulu bahkan menjadi jemaat yang warisan jemaat yang miskin turun – temurun ? Johanes Calvin pernah berkata firman tidak hanya boleh berada diatas mimbar atau dengan kata lain diakonia tidaklah hanya boleh sekedar berada di altar, namun firman harus menyentuh kehidupan manusia dalam pelayanan gereja, sehingga firman tidak lagi hanya sebatas pemuasan nafsu kerohanian belaka. Haruskah nantinya gereja nmendapat kritikan dari Yesus sama seperti Yesus mengkritik orang farisi pada zamanNya yang hanya mementingkan aspek kerohanian tapi tidak mempraktekkan kasih kepada sesamanya.

Gereja adalah manifestasi keberadaan Allah dan gereja adalah refrensentasi tubuh Kristus yang merasakan penderitaan orng lain dan harus menjadi perpanjangan tangan Tuhan Allah untuk mewujudkan tujuan Tuhan Allah berada di dunia untuk melakukan pelayanan kemanusian dan jika gereja masih tidak meyadari itu maka sia – sialah ia sebagai gereja.

Pekanbaru 16 Feb 2016. Pdt. Israel H Sembiring.

DIMANA TUHAN TIDUR, APAKAH IA PAKAI AC DAN KEDINGINAN ?

DIMANA TUHAN  TIDUR, APAKAH IA PAKAI AC DAN KEDINGINAN ?

“Jika Anda tidak bisa menjelaskan suatu hal kepada anak umur enam tahun, Anda sendiri tidak paham masalah yang Anda jelaskan”. Albert Einstein (1879-1955)

Sering kami berbincang dengan anak – anakku, terutama si kecil Christmas Haganta yang masih duduk di kelas 1 SD. Sering kali juga kami tertawa terbahak – bahak oleh penjelasan dan penerangannya sendiri. Dan dalam satu hal ini harus diakui, terkadang aku sendiri tidak mampu menjawab pertanyannya. Suatu hari ia bertanya kepada ; dimana Tuhan itu tidur, apakah ia pakai AC di kamarNya dan apakah Ia kedinginan ? suatu pertanyaan sederhana tapi terus terang aku dan ibunya sulit menjelaskannya dengan baik yang dapat ia terima dengan logika berpikirnya.

Mungkin kita memiliki pengalaman yang sama dengan pertanyaan yang terkadang sulit untuk menjawab pertanyaan dari anak – anak kita. Tapi hal itu menyadarkanku bahwa (kami orang tuanya) bukanlah orang yang pandai.

Heheheh … mungkin benar yang dikatakan oleh Albert Einstein (1879-1955) “Jika Anda tidak bisa menjelaskan suatu hal kepada anak umur enam tahun, Anda sendiri tidak paham masalah yang Anda jelaskan”.

Salam. Selamat pagi.Pdt. Israel HS Milala.

TIDUR … TERTIDUR … MARI TIDUR

TIDUR … TERTIDUR … MARI TIDUR

Menurut ilmu pengetahuan, jika tidur dilakukan dengan benar dan tepat maka tidur akan memberikan banyak manfaat apalagi tidur sebentar pada siang hari 15 – 45 menit maka hasilnya kinerja otak akan bertambah, tekanan darah yang menurun dan semangat baru akan muncul.

Banyak perusahan ternyata telah mempraktekkan dan memberikan izin tidur siang bagi para karyawannya dan bahkan ada beberapa perusahaan yang menyediakan ruang khusus untuk tidur siang. Tentunya ini karena mereka menyadari bahwa produktivitas karyawan mereka meningkat drastis setelah terlelap sejenak.

1. Google
Perusahan ini memberikan waktu istirahat tidur siang selama 30 menit pada waktu jam kerja. Alasannya, pekerjaan Google yang menuntut pola pikir kreatif membutuhkan kesegaran berpikir setiap saat. Pada siang hari, itu bisa didapatkan setelah terlelap sejenak. Google juga menyediakan ruang tidur siang untuk para karyawannya hampir di seluruh Indonesia. Untuk Google Indonesia, tentu saja kebijakan yang mengasyikkan ini tetap berlaku.

2. Nike
Perusahaan yang bergerak di bidang produksi sepatu, pakaian, dan perlengkapan olahraga ini bisa menjadi salah satu unggulan di bidangnya tentu karena ditopang produktivitas para karyawannya yang tinggi. Faktor penyebab produktivitas yang demikian bisa dilihat dari cara Nike memperlakukan para karyawannya. Meskipun hanya sebentar, Nike memberikan hak tidur siang selama 20 menit bagi tiap karyawan. Terbukti, setelah bangun, kinerja mereka menjadi meningkat drastis.

3. The New York Times
Bergerak di bidang jurnalistik, para karyawan dari The New York Times yang didirikan Arthur Ochs Sulzberger Jr ini pastinya selalu sibuk dikejar tenggat berita. Namun, hal tersebut tidak menghalangi perusahaan untuk membuat kebijakan pemberian tidur siang. The New York Times bahkan menyediakan ruangan khusus untuk tidur siang bagi para karyawannya selama 45 menit.

4. P&G
Siapa juga yang tidak mengenal berbagai produk keluaran Proter and Gamble (P&G). Berbagai merek perlengkapan mandinya mendunia dan mungkin saja Anda adalah salah satu pengguna setianya. Di balik keberhasilan perusahaan, ternyata P&G sempat mengalami masa suram saat jumlah pekerjanya tinggi, namun kinerjanya rendah. Belajar dari hal itu, dibuatlah program tidur siang higienis di P&G yang membuat para karyawan perusahaan ini dapat terlelap sejenak pada waktu jam kerja.

5. Yahoo!
Bergerak di bidang yang sama dengan Google, nyatanya Yahoo! juga memiliki kebijakan serupa guna meningkatkan kreativitas para karyawannya demi kebaikan kinerja perusahaan. Perusahaan ini memberikan kesempatan tidur siang selama 20 menit yang dapat dipergunakan ketika jam kerja tengah berlangsung. Tidak hanya itu, Yahoo! pun menyediakan ruangan khusus untuk menjalankan kebijakan tersebut.

Aku mau tidur lagi dan jika tidak tidur maka aku pun akan tertidur lagi …. hehehe … Efek, KAMIS, JUMAT, SABTU, MINGGU … “LELAH DAN CAPEK”.

Selamat melayani dan selamat istirahat kepada seluruh sahabat yang sudah berlelah dalam pelayanannya mempersiapkan seluruh ibadah Kamis – Minggu. Tuhan memberkati.

Pekanbaru. Pdt. Israel HS Milala.

 

TUHAN YANG CEMBURU

TUHAN YANG CEMBURU

Mendengar kalimat ini “kumau cinta Yesus selamanya” aku berpikir benarkah itu, atau jangan – jangan Tuhan mulai muak dengan ungkapan cinta itu, karena sebenarnya manusia seringsekali telah menduakanNya.

Ah, jangan – jangan Tuhan telah “cemburu” sebab rindu dan doa kepadaNya hanya di uangkap di status padahal seharusnya manusia itu harus datang bersujud kepadaNya, antara Dia dan kita.

Tuhan juga mungkin mulai “bosan” mendengar janji – janji kita, katanya manusia dan janjinya akan seturut dengan firmanNya, tapi hanya sebatas penampilan dan hanya sekedar basa – basi.

Tuhan kiranya tidak marah atas “kemuakan-Nya, kecemburuan-Nya, kebosanan-Nya” terhadap prilaku yang hanya tampilan, rapi, sopan, menawan, bertutur baik, bersahaja, tetapi munafik yang hanya menampilkan tampilan luar dan apalagi itu hanya tampilan di dunia maya … Hehehe.

Selamat pagi sahabat, tulisan ini sekedar renungan yang kutuliskan pagi ini, membaca Ulangan 6 : 15 :

“Sebab Tuhan, Allahmu adalah Allah yang CEMBURU di tengah – tengahmu, supaya jangan bangkit murka Tuhan, Allahmu, terhadapa engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi”

Selamat beraktifitas kiranya Tuhan memberkati semua aktifitas kita hari ini, karena hidup dan aktifitas kita juga adalah ibadah.

PKU 25 Juli 2016

Inspirasi : PUJI DAHULU 15 DETIK ! (Ajahn Brahm)

PUJI DAHULU 15 DETIK !
Oleh : Ven. Ajahn Brahm

(Saya tertarik dengan tulisan seorang bikshu yang sangat dihormati ini karena memang pengajaran kehidupan yang diajarkanya juga sangat menginspirasi dan saya sendiri memang penggemar buku – bukunya Ajahn Brahm. Sahabat FB saya share tulisan dari Ajahn Brahm dan semoga dapat menginspirasi dan meberi pencerahan bagi kita dan salam bagi kita semua, Tuhan memberkati.)

Saya membaca sebuah artikel dengan ulasan psikologi. Sedikit ilmu psikologi mengajarkan bahwa jika kita hendak mengkritik seseorang, kita harus memuji-muji mereka terlebih dahulu. Sanjunglah mereka. Inilah nasehat hebat bagaimana cara menghadapi bos, pasangan Anda atau teman-teman Anda.

Pertama, Anda harus memuji – muji mereka terlebih dulu, sebab pujian itu bagaikan suatu pijatan yang nikmat bagi ego mereka. Setelahnya, Anda bisa mengkritik mereka, dan luar biasanya mereka akan mendengarkan, sebab Anda telah mengakui kepintaran dan kesadaran identitas mereka. “Kamu sahabat saya yang benar – benar hebat dengan segudang prestasi, tapi…..”

Inilah hal-hal kecil yang bisa sedikit menyentil orang-orang yang keras kepala dengan keegoaan mereka yang tinggi, namun bisa membuat mereka menerima kritik itu. Cobalah sendiri sebelum Anda mengkritik anak, istri, bos atau siapa pun juga. Jika Anda benar-benar baik kepada mereka, memusatkan perhatian pada sisi baik dan kehebatan mereka, bagian dari mereka yang benar-benar bisa dihargai, sungguh luar biasa bila kritik Anda bisa masuk ke batin mereka.

Sama pula, Anda pun akan menerimanya. Namun jika seseorang mendatangi Anda dan langsung berkata, “Kamu jelek, tolol , payah!” tentu saja kita tidak akan menerima perkataan itu. Kita akan menolaknya dan tidak akan mau bertemu dengannya lagi. Kita tidak akan mau merenungkannya sama sekali, karena ini adalah serangan terhadap identitas atau harga diri kita.

Yang kedua, ada psikologi yang mengatakan bahwa jika Anda memuji seseorang dengan mengatakan “Kamu gadis yang mengagumkan, kita sebut saja ‘Jenny.” dikarenakan pengkondisian batin kita semua, pujian itu tidak akan masuk.

Anda harus memuji selama 15 detik. Hanya 15 detik, barulah pujian itu diterima. Jadi sebaiknya Anda mengatakan kepada istri Anda, “Aku sungguh beruntung memilikimu. Kamu adalah seorang istri yang sangat cantik. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan tanpa dirimu. Kamu selalu ada di sisiku. Kamu orang yang menakjubkan, koki yang hebat, hangat dan ramah. Aku sangat-sangat mencintaimu. Aku mengagumi kerohanian dan kebaikanmu. Kamu begitu mempersona, kamu begitu sempurna bagi ku…”Ya, 15 detik saja!” Jika tidak, pujian itu tidak akan masuk. Anda tidak harus melihat jam sih…., tapi setidaknya Anda harus menyampaikan pujian itu dengan kental.

Akan tetapi, di lain pihak, cercaan, kritikan, akan masuk ke hati orang dalam hitungan detik!. “Kamu perempuan bodoh!” langsung akan menancap masuk ke dalam batin perempuan itu. Kita tidak perlu mengulanginya sama sekali. Orang itu bahkan tak akan pernah membiarkan kita melupakan kritik kita itu kepadanya.

Begitulah sifat manusia, jadi, mengapa kita tidak bisa melakukan sebaliknya? Lagi pula, cukup sering, kritik yang diberikan kepada kita tidaklah berdasar. Mereka tidak tahu apa yang Anda kerjakan dan bagaimana Anda melakukannya.

Mereka tidak tahu kesulitan dan tekanan dalam diri Anda, kerumitan yang Anda hadapi. Kita semua pernah melakukan kesalahan dan sebagian besar kritik sama sekali tidak berdasar. Terhadap kritik semacam itu, kita tak perlu terlalu memikirkannya, dan tetap memusatkan diri pada hal yang positif.

Co – Pas dari Budha Darma.  PKU 16 Sept 2016.

MENDIDIK ANAKKU … MENCUCI PIRING – MENYAPU RUMAH

MENDIDIK ANAKKU …
MENCUCI PIRING – MENYAPU RUMAH

Sebagai orang tua tentunya saya tidak ingin anak – anak saya memiliki prilaku yang kurang baik, saya ingin mereka menjadi orang sukses, memiliki pribadi yang berkualita14291697_1817826811837099_811945881672043908_ns, sopan, santun, pandai, peduli, gesit, ulet bertanggungjawap, tidak melakukan kejahatan dan tentunya takut akan Tuhan.

Hari ini saya agak sedikit kesal, lagi – lagi anak tertuaku tidak melakukan tanggungjawabnya sehingga sering peralatan dapur kami kotor dan terkadang … wuih … BAUNYA MINTA AMPUN, bayangkan saja piring – piring dan alat dapur lainnya yang kemarenpun kadang belum dicuci sehingga ya terkadang memang “BAUNYA MINTA AMPUN” apalagi rumahnya juga belum disapu … Hehehe.

Akhirnya terkadang ibunya yang mengambil alih pekerjaan yang seharusnya dilakukan anakku dan didalam hal itu saya sangat tidak setuju jika sang ibu mengambil alih pekerjaan itu, karena jika ibu mengambil alih berarti sang ibu juga menyetujui kelalaian anaknya.

Oh ya para sahabat, kalau rumah kami kotor (eh … salah, rumah dinas yang kami tempati) dan dapurnya kotor, jangan heran ya jika sekali – sekali masuk atau berkunjung dan melihat dapur rumah kami kotor, karena kami memang sengaja membiarkannya agar anak – anak kami tau mereka lalai dalam tugas dan tanggungjawabnya.

Kenapa saya tidak setuju ibu mengambil alih pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh anakku ? Dalam kebijaksanaan saya, saya berkata kepada anak – anakku “jika dalam hal kecil saja engkau tidak dapat melakukan tugasmu dengan baik bagaimana mungkin engkau dapat melakukan tugas besar”.

Apakah menyuci piring dan menyapu rumah sebagai pekerjaan yang kecil dan bukan juga harus dilakukan anak laki – laki ? Itu tergantung banyak orang menanggapinya bahwa itu tugas perempuan dan tidak seharusnya dilakukan laki – laki, tetapi bagi saya siapa yang melakukan pekerjaan itu sama saja, karena saya lebih menilai dari tanggungjawabnya.

Sederhana mungkin, menyuci piring dan menyapu rumah, tetapi itu adalah jika itu saja lalai maka banyak hal pekerjaan yang juga akan lalai dan lebih dari itu jangan pernah menilai pekerjaan yang dilakukan karena semua pada satu saat semua kepandaian sederhanapun akan berguna termasuk menyuci piring dan menyapu rumah.

Didikan terhadap anak merupakan perkara yang penting dan banyak cara mendidik anak dan salah satu yang saya lakukan seperti yang saya lakukan diatas dan lebih dari itu tujuan saya dan ibu Pinta Bangun adalah juga supaya anak kami “TIDAK MENJADI ANAK MAMA” … Hehehe.

Selamat malam dan maaf ya beberapa hari kedepan saya sedikit menuliskan dan sebagai catatan pribadi, tentang kehidupan saya, keluarga saya dan cara pendidikan yang kami berikan kepada anak – anak dikeluarga kami, karena mungkin ada yang mau tau … hehehe. Salam sukses kepada seluruh sahabat dumaiku, Tuhan memberkati.

PKU. 09 Sept 2016.

Renungan Penghiburan Duka Cita : HIDUP DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN

HIDUP DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”

(Flp 1 : 21).

14368638_1820273211592459_3183367943681768849_n(Renungan penghiburan duka disampaikan dalam penguburan orang tua Nd. Hengki Sinuraya, Karben Sinuraya (Bp. Anggel) dan Aditiana Br Sinuraya.

Saudara – saudari di dalam kasih Yesus Kristus :

Hari ini disini kita berkumpul dalam duka oleh karena orang tua yang terkasih dari saudara kita Nd. Hengki Br Sinuraya, Bp. Anggel Sinuraya dan Aditiana Br Sinuraya, yang kita kenal dengan (Biring, Hengki atau Biring Anggel Br. Sembiring) telah kembali ke Bapa disurga.

Saudara – saudari dan keluarga besar Sinuraya yang terkasih :

Kami seluruh jemaat Rg. GBKP. Pekanbaru serta seluruh keluarga yang berkumpul disini, ikut turut berdukacita yang sedalam – dalamnya atas kembalinya orang tua yang kita kasihi dan kehadiran kami disini mengatakan bahwa bukan hanya keluarga yang berdukacita atas berpulangnya orang tua yang kita kasihi tetapi kami juga merasakan duka yang dirasakan oleh keluarga.

Saudara – saudari dan keluarga yang berduka di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus :

Mungkin jikalau bisa, kita akan meminta kepada Tuhan “SUPAYA JANGAN ADA YANG DISEBUT DENGAN KEMATIAN”. Karena kematian akan selalu memberikan duka kepada keluarga yang ditinggalkan, sehingga duka itu membuat begitu banyak tangisan dan air mata yang keluar dari mata serta hati yang sangat terasa sesak diakibatkan oleh kematian tersebut.

Tapi apakah permohonan yang kita sampaikan kepada Tuhan itu akan terkabul ? Tentu saja tidak. Tuhan tidak akan mengubah ketetapan yang telah Ia tetapkan tentang kematian dan kebangkitan dan kita mengetahui bahwa Kristus sendiri mengalami kematian dan kebangkitan.

Jikalau demikian adanya, maka kita tahu bahwa kematian adalah kebangkitan dan kehidupan yang membawa kita kepada kehidupan yang kekal sama seperti Kristus dan oleh itu juga maka setiap orang percaya yang mati, juga akan bangkit dari kematian serta akan hidup di dalam kekekalan.

Saudara – saudari dan keluarga yang berduka di dalam kasih Yesus Kristus :

Ada perlombaan yang disiarkan TV yaitu lomba sepeda lambat. Perlombaan ini berbeda dari lomba balap sepeda biasanya, yaitu saling berlomba cepat menuju garis finish, tetapi lomba ini adalah lomba yang paling lambat mencapai gais finish.

Dalam lomba sepeda lambat ini para peserta harus mengayuh sepedanya, tetapi bukan untuk berebut sampai di garis finish, melainkan justru berlomba paling lambat sampai di garis finish. Oleh itu setiap peserta akan sangat berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak sampai terjatuh dan menyentuh tanah dan siapa yg paling lambat tiba di garis finish dengan kaki yang tidak pernah menyentuh tanah dialah menjadi pemenang dari lomba tersebut.

Saudara – saudari yang terkasih : Perlombaan ini tidak ubahnya seperti gambaran kehidupan manusia, bagaimana manusia berdaya upaya semaksimal mungkin untuk tetap dapat bertahan hidup serta berusaha menunda tiba di garis finish kematiannya.

Ada yg berusaha dengan hidup sehat dengan cara berolahraga, mengatur pola makan hidup sehat makan vegetarian, tidur teratur, bekerja teratur, jika sakit sampai berobat ke luar negri, dsb, tetapi apapun itu usaha yang dilakukan manusia untuk dapat hidup tetapi pada akhirnya manusia selalu tiba digaris finish kematiannya.

Dengan jelas Alkitab mengatakan bahwa semua manusia akan menemui ajalnya dan sering sekali kita melupakan bahwa kematian itu pasti dan usaha yang kita lakukan hanyalah bersifat penundaan akan kematian.

Saudara – saudari dan keluarga yang berduka :

Orang tua yang kita kasihi telah lama menahan derita penyakit yang ia alami dan kami tahu bahwa usaha pengobatan dan perawatan yang dilakukan oleh keluarga telah sangat baik. Tetapi walau demikian jangan berkecil hati jika orang tua yang kita kasihi akhirnya menemui ajalnya. Di dalam iman percaya kita mengaminkan apa yang terjadi dan mengakui bahwa semua itu adalah kehendak Tuhan Allah kita.

Aminkanlah bahwa kehidupan dan kematian menjadi kodrat bagian kehidupan manusia dan sebagai pengikut Kristus, kita mengaminkan seperti Paulus berkata bahwa “HIDUP ADALAH KRISTUS DAN MATI ADALAH KRISTUS” dan kita memaknainya dalam hidup yang memuliakan Tuhan dan jika saatnya kita mati maka kematian kitapun memuliakan Tuhan.

Saudara – saudari dan keluarga besar Sinuraya yang terkasih di dalam Tuhan :

Berbahagialah atas orang tua kita yang telah kembali kepada Tuhannya, karena kita tau selama hidupnya ia telah memuliakan Tuhan dengan menerima Kristus sebagai juru selamatnya.

Saya sendiri yang membatis orang tua kita ini dan di dalam pengakuannya ia sungguh percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah juru selamatnya dan oleh itulah jugalah saya berkata kepada keluarga berbahagialah sebab sungguh berharga kematian orang yang percaya kepadaNya.

Saudara – saudari dan keluarga yang berduka di dalam kasih Tuhan :

Kita yang hidup pada saat ini akan juga mengakhiri hidup ini, kapankah akan berakhir mungkin beberapa puluh tahun kedepan, mungkin belasan tahun kedepan atau mungkin sebentar lagi. Tetapi ntah kapan pun kematian itu datang biarlah ia datang tetapi selama kita hidu, marilah kita hidup dengan memuliakan Tuhan dan memegang teguh prinsip seperti Paulus berkata ” HIDUP ATAU MATI ADALAH KEUNTUNGAN”.

Demikianlah saudara – saudari dan keluarga yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus :

Saya mengakhiri renungan penggiburan duka ini sampai disini dan kiranya Tuhan memberkati firmanNya bagi keluarga dan bagi kita semua. Berbahagialah orang yang mati di dalam imannya sebab Tuhan akan menempatkan ia di dalam kerjaan sorga yang telah Ia persiapkan bagi seluruh anak – anakNya.

Amin.
Pdt. Israel H Sembiring. STh.
Pekanbaru. 14 Sept 2016.