RENUNGAN PENGHIBURAN ; MELIHAT DUKA SEBAGAI KEBAHAGIAN

MELIHAT DUKA SEBAGAI KEBAHAGIAN
(Renungan penghiburan kepada Kel, Pt. San Jose Sinuraya Pt. Imanuel Sinuraya14992060_1855626714723775_4924884894593517305_n dan Ria Sinuraya).

Ketika membaca Alkitab, kita terkadang akan melihat Yesus membalikkan atau memutarbalikkan oleh apa yang dipikirkan manusia. Salah satu contoh yang dapat kita lihat adalah yang tertulis di Matius 5 : 4 ketika Yesus mengatakan “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”.

Dalam pikiran manusia, tentu apa yang diungkapkan oleh Yesus dalam Mat 5 : 4 ini adalah kebalikan dari apa yang dipikirkan oleh manusia, bagaimana mungkin kita dapat bersukacita di dakam dukacita ?

Bukankah ketika sedang berdukacita, kita seharusnya orang yang sungguh berdukacita, menangis, bersedoh, merasakan kehampaan dan perlu sedikit waktu mengambil jeda dalam hidup untuk menghilangkan duka ?

Tetapi Yesus berkata “Berbahagialah”, pertanyaannya, kenapa Yesus berkata demikian ? Yesus berkata demikian bukan dengan tidak beralasan. Karena begitu banyak memang alasan kenapa kita harus bersukacita ketika kita sedang berdukacita terlebih di dalam iman percaya kita.

Yesus mengatakan “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”. Dan ada banyak alasan berbahagia di dalam Yesus. Salah satu alasan yang diberikan Yesus dalam ayat ini adalah “KARENA MEREKA AKAN DIHIBUR”.

Siapakah yang menghibur ? Tentu Tuhan Allah sendiri yang akan menghibur, sama seperti orang sehat dia tidak akan memerlukan dokter, demikian pula hanya orang yang berduka yang membutuhkan penghiburan demikianlah Yesus datang kepada setiap orang yang berada di dalam penderitaan.

Rasul Yakobus memahami apa yang dikatakan Yesus dalam Matius 5 : 4 sehingga dalam Yakobus berkata dalam suratnya di Yakobus 1 : 2 ; “Saudara – saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai – bagai pencobaan”.

Ada sebuah ilustrasi yang saya ingin sampaikan pada kita saat ini, dikisahkan ada ada satu keluarga yang mengalami duka beberapa kali di dalam hidupnya :

Seorang suami dan dia seorang penulis terkenal duduk di ruang kerjanya, dia mengambil penanya mulai menulis :

“Tuhan, tahun lalu, saya harus dioperasi untuk mengeluarkan batu empedu. Saya harus terbaring cukup lama di ranjang.

Di tahun yang sama saya berusia 60 tahun dan harus keluar dari pekerjaan di perusahaan percetakan yang begitu saya senangi, yang sudah saya tekuni selama 30 tahun.

Di tahun yang sama saya ditinggalkan ayah yang tercinta.

Dan masih di tahun yang sama anak saya gagal di ujian akhir kedokteran, karena kecelakaan mobil. Biaya bengkel yang membengkak akibat kerusakan mobil adalah juga bentuk kesialan di tahun itu.

Akhirnya dia menulis :

“Sungguh Tuhan ! Tahun yg sangat buruk! “

Istri sang penulis masuk ke ruangan dan menjumpai suaminya yang sedang sedih dan termenung.

Dari belakang sang istri melihat tulisan sang suami. Perlahan – lahan ia mundur dan keluar dari ruangan dan 15 menit kemudian dia masuk lagi, lalu meletakkan sebuah kertas berisi tulisan sebagai berikut :

“Tahun lalu akhirnya saya berhasil menyingkirkan kantong empedu yang selama bertahun-tahun membuat perut saya sakit.

Tahun lalu saya bersyukur bisa pensiun dengan kondisi sehat walafiat.

Sekarang saya bisa menggunakan waktu saya untuk menulis sesuatu dengan fokus yang lebih baik dan penuh kedamaian.

Pada tahun yang sama ayah saya yang berusia 95 tahun, tanpa kondisi kritis menghadap Sang Pencipta.

Dan masih di tahun yang sama, Tuhan melindungi anak saya dari kecelakaan yang hebat. Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan itu, tapi anak saya selamat tanpa cacat sedikit pun.

Pada kalimat terakhir si istri menulis :

“Tahun itu adalah tahun yang penuh limpahan rakhmat Tuhan yang luar biasa dan kami lalui dengan takjub”.

Membaca tulisan sang istri, akhirnya sang penulis tersenyum dan mengalir rasa hangat di dadanya atas interpretasi rasa syukur atas tahun menakjubkan yang telah dilewatinya.

Sahabatku, keluarga hamba Tuhan, Pt. San Jose Sinuraya, Pt. Bp. Nike Sinuraya dan adik kami yang masih Permata Ria Sinuraya.

Orang tua kita telah kembali kepada Bapa di Sorga. Ada banyak kenangan suka cita yang telah kalian lalui bersama sebagai keluarga dan tentu banyak pengalaman hidup yang telah diberikan orang tua kita, syukurilah hal itu sebagi berkat yang tak terhingga dari Tuhan kita.

Ingat akan ilustrasi yang sudah saya ceritakan diatas, bagaimana akhirnya sang penulis bersukacita setelah membaca tulisan sang istrinya, menjawab semua keluh kesah tentang tahun yang ia jalani. Akhirnya ia bersyukur atas semua perjalanan hidup yang ia jalani.

Saya juga ingin mengatakan seperti yang dikatakan oleh nabi Nahum untuk menguatkan ketetapan hati keluarga akan kasih karunia Tuhan ;

“TUHAN itu baik, IA adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan, IA mengenal orang – orang yang berlindung padaNYA” (Nahum 1 : 7).

Dan akhir kata saya berkata, tetaplah bersandar kepada Tuhan, sebab memang hanya Dia – lah penghibur yang sejati dan Ia memang baik dan akan tetap senantiasa memberikan kebaikanNya kepada keluarga ini.

Amin.
Pekanbaru. Senin 14 Nov 2016.

 

MENGHORMATI DAN MENGHARGAI SELURUH ANGGOTA KELUARGA I SAM 1 2 : 1 – 22.

MENGHORMATI DAN MENGHARGAI SELURUH ANGGOTA KELUARGA
I SAM 1 2 : 1 – 22.

Keluarga adalah tempat kita menciptakan suasana damai seperti yang di kehendaki oleh Tuhan.

Menjaga tidak terjadinya kasus seperti yang dialami keluarga Daud dalam I Samuel 12 : 1 – 22, dimana Amon yang menodai kebahagian keluarga dan tidak menghormati serta menghargai anggota keluarganya.

Ada 5 identifikasi tentang kehidupan keluarga yang dapat membantu atau menolong kita memahami tentang keluarga :

1. Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Yesus Kristus.

2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing – masing. Di dalam keluarga landasan kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.

3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan. Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan tetapi di dalam keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan.

4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai – nilai, laboratorium hidup bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal yang baik.

5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan hidup. Seringkali permasalahan muncul secara tidak terduga. Misalnya, hubungan suami istri, masalah yang dihadapi anak belasan tahun, dan masalah ekonomi. Namun, keluarga yang membiarkan Kristus memerintah sebagai Tuhan atas hidup mereka pasti dapat menyelesaikan semua permasalahan.

Selamat PJJ dan selamat membina keluarga seturut dengan kehendak Tuhan, keluarga yang penuh dengan kedamaian.

Pekanbaru. Selala 01 Nov 2016.

ANTARA KITA DAN DIA

ANTARA KITA DAN DIA

Pagi ini saya membaca banyak status sahabat di FB yang berkeluh kesah tentang hidup. Sedikit saya mau menanggapi tentang hidup yang kita lakoni :

Sahabat bukanlah soal besar atau kecilnya rejeki yang akan kita dapatkan hari ini. Tetapi resapilah siapa sang pemberi rejeki itu ?

Bukan soal dikabulkan atau tidaknya doa kita, tapi pahamilah siapa sesungguhnya yang kita harapkan mengabulkan doa kita ?

Bukan juga soal betapa hebat atau kecil persoalan yang kita temui dan yang kita selesaikan hari ini, tapi sadarilah siapa sesungguhnya yang selalu terjaga dan menjaga dan memberi pertolongan kepada kita ?

Bukan soal siapa yang akan memusuhi atau membantu kita hari ini, tapi ingatlah siapa yang setiap saat merindukan dan menyayangi kita bukanlah Dia Tuhan kita ?

Hidup ini adalah soal hubungan kita dengan Dia, bukan soal kita ! karena memang Dialah sang pemilik hidup yang sesungguhnya.

Selamat memaknai hidup.
Pekanbaru. Selasa 08 Nov 2016.

Renungan Penghiburan. MENGUCAP SYUKUR DAN MENSYUKURI WAKTU HIDUP YANG DIBERIKAN TUHAN

Renungan Penghiburan.

MENGUCAP SYUKUR DAN MENSYUKURI WAKTU HIDUP YANG DIBERIKAN TUHAN

15027505_1851707645115682_3437761862851112869_n(Penghiburan kepada, Kel. Bp. Yosshe Ginting. Anggota PJJ. Sektor Getsemane. Kiranya kasih karunia Tuhan bersama – sama dengan engkau sekeluarga, menghibur, meneguhkan, menguatkan, didalam menghadapi duka beberapa saat lalu atas berpulangnya anak yang terkasih YUKE VANESHA BR GINTING ke pangkuan Bapa di surga)

Ada satu cerita yang mengisahkan tentang orang yang telah mati yang berdialog dengan Tuhan dalam cerita itu dikisahkan.

Seorang yang telah mati berhadapan dengan Tuhan sebut saja namanya Bunga. Di alam baka Bunga melihat Tuhan mendekati dirinya sambil memegang sebuah koper di tangan – Nya dan tak lama berselang mereka akhirnya berdialog, dalam dialog mereka :

Tuhan : “Mari kita pergi ke surga”

Bunga : “Begitu cepat ? Tapi saya masih memiliki banyak rencana dalam hidup ini”

Tuhan: “Maaf, waktumu sudah habis, saatnya untuk pergi.”

Bunga : “Apakah isi koper yang Engkau pegang itu Tuhan ?”

Tuhan : “Koper ini adalah milikmu”

Bunga : “Koper milik saya ? Maksudnya Tuhan, apakah barang berharga milik saya, seperti baju saya, uang saya, perhiasan saya ada di dalam koper itu dan saya akan memilikinya di sorga ?”

Tuhan: “Bukan, barang – barang yang engkau sebut itu, tidak pernah menjadi milikmu. Itu semua adalah milik Dunia.”

Bunga : “Apakah yang ada di dalam koper itu semua ingatan dan kenangan saya ?”

Tuhan : “Bukan, ingatan dan kenangan itu adalah milik Waktu.”

Bunga : “Apakah yang didal koper itu bakat dan kesuksesan saya ?”

Tuhan : “Bukan bakat dan kesuksanmu adalah milikku sebagai anugerahKu kepadamu.”

Bunga : “Apakah koper berisi ayah, ibuku dan saudaraku ?”

Tuhan: “Tidak juga, karena ayah, ibu dan saudaramu milik hatimu.”

Bunga : “Kalau begitu yang di dalam koper itu pasti tubuh saya.”

Tuhan : “Tidak, bukan karena tubuhmu adalah milik debu tanah.”

Bunga : “Jika demikian isinya tentu jiwa saya.”

Tuhan : “Kamu salah besar nak, sebab jiwamu itu milik – KU.”

Tuhan kemudian akhirnya menyerahkan koper tersebut ke pada Bunga. Dengan kebingungan serta sedikit takut bunga menerima koper yang diberikan Tuhan kepadanya. Bunga membuka koper tersebut, Bunga sangat terkejut ternyata koper itu isinya kosong.

Dengan hati kecewa dan airmata yang berlinang, Bunga pun bertanya kepada Tuhan. Dengan sedikit gagap ia bertanya : Tuhan, koper ini kosong, apakah dengan koper yang kosong ini Tuhan hendak mengatakan bahwa saya tidak pernah memiliki apapun ?”

Tuhan menjawab : “Iya, benar dan sesungguhnya engkau memang tidak pernah memiliki apapun”

Bunga : “Lalu …, apakah yang selama ini menjadi menjadi milikku, Tuhan … ?”

Tuhan : “WAKTU – mu ! Saat – saat di waktu kamu HIDUP … itulah milikmu … !” Tetapi saat ini engkau menjadi milikku dan duduklah disisiku nikmati hidup bersama dengan Aku dikerajaan ini, disini bersama denganKu dan seluruh anak – anak Tuhan.

Sahabatku Bp. Yoshe dan ibu Yoshe : Hidup adalah waktu yang diberikan Tuhan kepada kita. Anak yang kita kasihi, YUKE VANESHA BR GINTING telah berpulang kepada Tuhan kita. Tuhan telah memberikan kehidupan kepada anak yang kita kasihi, walau tidak lama bagi kita, itu bukanlah suatu hal yang paling penting kita ratapi. Yamg terpenting bagi kita ialah bahwa ia, anak yang pernah engkau kasihi pernah hidup bersama dengan dirimu dan seluruh keluarga.

Ia pernah menerim kebahagian didalam keluarga dan yakinlah seperti kebahagian ketika bersama dengan engkau di dalam keluarga begitulah bahagianya dia bersama Bapa di sorga.

Saat ini kita kita masih diberi waktu hidup oleh Tuhan kita. Mari kita pergunakan waktu yang masih diberikan Tuhan kepada kita. diberikan Tuhan kepada kita. Hargai waktu yang tersisa. Jalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan bersama dengan Tuhan.

Kiranya Tuhan memberkati seluruh keluarga, membaca Mzm 90 : 1 – 17, mengingatkan kita kepada Tuhan memang adalah sang penguasa hidup kita, Ia adalah Tuhan yang bersifat kekal ; sedang manusia bersifat fana, Tuhan tidak terikat pada waktu ; manusia yang terikat pada waktu. Dan oleh itu juga barang siapa yang kembali kepadaNya akan bersama dengan Dia dan akan mendapatkan hidup yang kekal selamanya karena Ia juga adalah Tuhan yang penuh kasih.

Sahabatku kel Bp. Yosshe Ginting, bacalah Mzm 90 ini dan renungkanlah, serta pahamilah hal yang di ungkapkan oleh pe Mzm dalam iman dan mulai saat ini berbahagialah, hilangkan duka dan tetaplah bersykur dan mensyukuri kehidupan yang diberikan Tuhan.

Gedung Serba Guna GBKP. Pekanbaru.
PKU. Senin 07 Nov 2016.

 

AHOK MEMANG HEBAT !!!!

AHOK MEMANG HEBAT !!!!

bn-hd733_inahok_g_20150226231844Indonesia saat ini memang membutuhkan pemimpin yang “hebat”. Kita mengakui bahwa memang banyak tokoh di Indonesia, tetapi menurut pemikiran saya tokoh – tokoh tersebut masih berjuang kepada dirinya dan bisa dikatakan juga belum menjadi “tokoh nasional”.

Kemunculan Ahok sebagai “tokoh nasional” memang sangat fenomenal apalagi kalau berbicara tentang “Ke – Kristenan” di Indonesia. Dari begitu banyak orang kristen yang menjadi “Pemimpin” maka Ahok memang telah memperlihatkan bagaimana memang “Kepemimpinan Kristen” itu. Ya, Ahok memang telah mendapat nilai yang sangat baik mengajarkan sikap hidup yang seturut dengan jiwa Kristus. Dengan gebrakan kepemimpinannya yang yang jujur, benar, tegas, adil, kasih dan sangat anti akan korupsi.

Menurut saya Ahok akan menjadi catatan sejarah “Kepemimpinan Ke – Kristenan di Indonesia”. Dulu beberpa tahun yang lalu, saya masih mengingat bahwa gereja – gereja berbicara tentang banyaknya gereja dan organisasi Kristen mengalami krisis kepemimpinan karena pemimpin – pemimpinnya kebanyakan memimpin secara “normative”.

Ahok adalah fenomena kepemimpinan ke – kristenan pada saat ini dan tentunya kita berharap kedepan ini semakin banyak pemimim berjiwa kepemimpinan kristen yang berjiwa seperti Ahok, yang peduli dengan problem bangsa, problem kemiskinan dan krisis kemanusiaan dan yang membawa kesejahteraan bagi semua orang, karena memang bangsa ini (gereja) memang membutuhkan pemimpin yang “Doing leader” daripada “Preaching Leader”.

Kehadiran Ahok juga sekaligus memberikan nilai dan kritik bagi kita secara tak langsung , sejak dulu kita tahu bahwa banyak “pemimpin Kristen” namun kita harus juga mengakui bahwa “kepemimpin ke – Keristenan” belum menjadi sebuah keteladanan yang sesungguhnya. Kita bersyukur banyak doa yang dipanjatkan kepada Tuhan hari ini yang mendukung Ahok  secara moral untuk menghadapi orang – orang yang merasa benar.

Dengan iman, saya hendak berkata bahwa Ahok memang adalah seorang yang seorang pemimpin yang telah dipersiapkan Tuhan hadir di Indonesia dan oleh itu kita tentunya juga berharap, Tuhan tetap mempersiapkan orang-orang pilihannya untuk menjadi pemimpin ya menjadi pemimpin yang berjiwa Kristus.

Sejarah memang mencatat dan sejarah akan selalu melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang memang benar sebagi pemimpin. Saya kira Indonesia dan Gereja – Gereja saat ini juga menantikan lahirnya dan munculnya Pemimpin – pemimpin Kristen yang memang pemimpin bukan penguasa dan mengutip ucapan Abrham Lincoln (Mantan Presiden Amerika Serikat ke – 16) yang mengatakan : “Tak pernah sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan pada peristiwa – peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata-mata agar diriku terjalin dengan sesuatu yang penting bagi sesamaku”. Itulah jiwa kepemimpinan yang sesungguhnya.

Mungkin Ahok juga tidak pernah membayangkan ia akan menjadi pemimpin hebat tetapi mungkin ia juga akan berkata seperti yang Abraham Lincoln katakan : “Tak pernah sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan pada peristiwa – peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata – mata agar diriku terjalin dengan sesuatu yang penting bagi sesamaku”.

Lalu apa hubungannya dengan judul diatas AHOK MEMANG HEBAT ? Hubungannya tadi ? ya itu tadi “AHOK MEMANG HEBAT”, nggak ada ya di ceritakan kehebatan Ahok dalam tulisan ini ? ah … kan kita sendiri sudah tau … apalagi hari ini ada demo besar – besaran melawan dia yang hanya satu orang meawan ratusan ribu orang, apa itu kurang hebat ? saya kira itu sudah hebat sekali, makanya saya bilang “AHOK MEMANG HEBAT”. Coba bayangkan saja ada 1000 orang seperti Ahok entah apa jadinya Negara ini, bisa dibayangkan bukan ? tapi saya akan berkata “Damailah Negriku Indonesia”.

Pekannaru. Jumat 04 Nove 2016.