SEMINGGU ERCAKAP – CAKAP KERNA DEWASA

SEMINGGU ERCAKAP – CAKAP KERNA DEWASA

Seminggu  ercakap – cakap kerna “dewasa” ibas erbage – bage tema, alu pengarapen reh dewasana kerina kegeluhenta ibas kai – kai pe. Mbue pengertin ntah pe defenisi kata “dewasa”, saja banci simpulken, kalak sidewasa eme kalak si enggo ndatken kematangen ibas kerina kegeluhen, eme kalak singgeluh alu dem hikmat ras kebijaksanaan ibas kerina prilaku, cara berpikir ras bertindak. Ibas pengertin sibage rupana melala ungkapen kerna “dewasa” digen  rusur ibelasken ibas erbage – bage ungkapen ntah ibas aktifitas kegeluhen, umpamana :

“Selamat ulang tahun ya, semoga panjang umur, sehat dan apa yang kamu cita – citakan tercapai, juga tambah dewasa”

 “Lampas kam mbelin janah tambah dewasa kam ibas kerina kegeluhen”,”Adi enggo mbelin ula nai bage anak – anak”

 “Jong nguda e pe adi iparaken metua ka nge dungna”

Lit piga – piga ukuren kedewasaan, banci iktaken dewasa secara Fhisik, Moral, Sosial ras dewasa secara Spiritual, umpamana, secara hukum Perdata kalak dewasa ikataken adi umurna enggo 21 thn, erkiteken ianggap enggo mampu mpertanggungjawabken kerina perbahanenna i mata hukum,  ibas undang – perkawinen ikataken 18 thn  enggo dewasa dingen banci erjabu erkiteken lanai ibawah kekuasan orang tua ras menurut ilmu Psikologi sekalak ahli si tergelar Hurlock ngatakenca lit 3 tingkaten menuju kedewasaan ntah ikataken sekalak enggo dewasa 3 eme :

Masa dewasa awal / Young adult : Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, priode isolasi sosial, priode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.

Masa dewasa Madya / Middle adulthood : Masa dewasa madya ini  berlangsung dari umur empat puluh sampai enam puluh tahun. Ciri – ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain; masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri – ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri – ciri jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang – kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan social.

Masa usia lanjut / masa tua/older adult : Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri – ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut ; perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem syaraf, perubahan penampilan.

Jadi menurut pakar Psikologi enda maka lit sada perdalanen si nggedang menuju kedewasaan. Ibas gerejanta ungkapen kedewasaan pe situhuna teridah arah kategorial si lit ibas gerejanta KA –  KR, PERMATA, MORIA – MAMRE ras LANSIA (Zaitun). Tapia min bage gia maka la kita banci terlepas ukuren usia enggo ngatakenca sekalak dewasa sebab lit ungkapen ngatakenca nina “Setiap orang pasti akan tua. Tapi dewasa itu pilihan dan tidak semuanya mampu ke sana” ertina maka kedewasaan sekalak jelma labo iukur arah usia, sebab melala ka kel nge si idah sekalak singuda dengan bertindak ras berprilaku sebage kalak sidewasa.

Pustaka Si Badia pe melala ngerana kerna kata “dewasa” umpmana : Kej 34 : 24, II Taw 15 : 13, Neh 10 : 28, Yoh 9 : 21, Rom 2 : 20, IKor 3 : 1 ;  I Kor 13 : 11,  I Kor 14 : 20, Ef 4 : 13, Ef 4 : 12, Heb 5 : 14, rsd. Alu bage maka Pustaka Si Badia pe ngerana kerna dewasa, erkiteken memang penting kel kedewasaan ibas kerina kegeluhen terlebih – lebih ibas kegeluhen spiritualta.

Sada minggu kita ngerana kerna “dewasa” alu pengarapen kita semakin dewasa ibas kerina kegeluhen  ibas kai – kai pe, seh maka arah kedewasannta tuhu ermulia Tuhan, ija kita semakin dewasa secara rohani (Heb 5 : 11 – 14), dewasa ibas kerina perkataan (I Kor 13 : 11, Kuan – kuanen 16 : 24 ; 17 : 27 – 28), deawasa ibas pengertin, pikirien ras tindaken (I Kor 14 : 20), la merasa lebih hebat asangken kalak sideban (Flp 2 : 3 – 4).

Sulitkah ? labo memang menukah jadi kalak sidewasa, ibas melaskenca memang cukup menukah banci jadi mesera kel ibas mpraktekkenca, tapi ngarap kita ibas kita ercakap – cakap kerna dewasa ibas sada minggu enda semakin mengalami pertumbuhen kedewasanta ibas kai – kai pe sehku tingkat kedewasaan si sempurna ibas Kristus, erkiteken persadanta ras kristus (Kol 1 : 1 8 ; 2 : 7)       .

Selamat menjadi kalak si dewasa ibas kerina kegeluhen, Tuhan simasu – masu. Pekanbaru. Selasa 21 November 2017

PAGI INI SAYA BERDOA TENTANG MUJIZAT YANG LAIN

PAGI INI SAYA BERDOA TENTANG MUJIZAT YANG LAIN

Saya memperhatikan banyak orang berdoa, mulai dari jemaat biasa bahkan sampai kepada hamba Tuhan berdoa untuk mendapatkan mendapatkan mukjizat. Doa meminta mukjizat supaya lepas dari berbagai persoalan kehidupan, doa mendapatkan mujizat semoga menjadi orang sukses, doa mendapatkan mujizat semoga sembuh dari segala penyakit, doa mendapatkan mujizat semoga disukai bos dan naik jabatan, doa mujizat supaya dan supaya ….

Pagi ini saya mulai berdoa tentang mujizat yang lain, berdoa memohon mujizat itu nyata pada diriku sendiri, berdoa memohon kepada Tuhan menjadikanku mujizat itu sendiri, kehadiranku di kehidupan ini, seluruh yang ada padaku menjadi sebuah mujizat bagi setiap orang, uangku mejadi mujizat nyata bagi yang mebutuhkannya, talentaku mejadi mujizat bagi orang lain, kiranya selama aku hidup, hidupku benar – benar mujizat bagi setiap orang dan itulah mujizat yang nyata bagiku.

Sedikit tulisan pagiku hari ini merenung kembali tentang arti hidup yang sesungguhnya bersama dengan Dia, Tuhan yang benar – benar mujizat bagi setipa kehidupan manusia.

Pekanbaru. Kamis 16 Nov 2017.

NATAL ITU TELAH MENJADI AJANG TEBAR PESONA

NATAL ITU TELAH MENJADI AJANG TEBAR PESONA

Hari Natal memang menjadi bulan sangat religius bagi umat kristen, telah mulai berbagai gereja, instansi, atau pribadi – pribadi memperiapkan diri untuk menyambut Natal dan saya juga telah melihat simbol religious itu mulai dipersiapkan untuk dekorasi pada saatnya nanti tiba.

Ada kerisauan dalam hati saya pribadi, dari tahun – ketahun sepertinya simbol religious itu sudah bukan menjadi simbol iman tapi telah menjadi sebagai symbol euforia. Lagu – lagu natal bukan lagi sebagai kidung syahdu untuk mengingat kesederhanaan palungan, tetapi sudah berubah menjadi lagu untuk mengundang orang datang dan hanya sebagai hiburan.

Akan ada banyak panitia natal yang akan mempersiapkan Snack atau makanan Natal, semoga hal itu bukan sebagai lambang umat yang konsumerisme. Ketika kita bisa menjaga simbol religius itu di hati, maka kita memang tidak akan terjebak akan iman baru yaitu konsumerisme.

Natal bukanlah arena tukar kado dan mendapat kado gaya santa claus (Lucky Draw) yang tak jelas maunya kemana. Natal adalah menerima kado Tuhan yang terbesar yakni keselamatan telah hadir. Itu sebabnya Natal harus berfokus pada palungan yang artinya pengorbanan dan kesederhaan bukan kemewahan dan ajang tebar pesona dan semoga saja natal – natal yang kita lakukan bukanlah hanya sebagai tebar pesona.

Substansi awal untuk mengerti kesederhanaan ‘palungan’ adalah bahwa Tuhan melawat umatNya melalui pribadi yang altruist sejati seperti Jusuf dan Maria yang mempersembah dirinya dipakai untuk sebuah prakarsa agung ‘Imannuel’ sudah sangat jauh. Oleh itu saya kira keluarga dari Nazareth, tidak memerlukan simbol religious dalam arti fisik, tebar pesona, karena mereka sudah bertemu dengan substansi Juruslamat secara Agung itu sendiri.

Doa saya tahun ini sama seperti doa – doa tahun yang lalu ketika menyambut Natal, semoga Natal itu memang menjadi sebuah natal yang sesungguhnya. Selamat Menyambut Natal dalam arti yang sesungguhnya.

Pekanbaru Selasa 14 Des 2017