RENUNGAN PENGHIBURAN ; MELIHAT DUKA SEBAGAI KEBAHAGIAN

MELIHAT DUKA SEBAGAI KEBAHAGIAN
(Renungan penghiburan kepada Kel, Pt. San Jose Sinuraya Pt. Imanuel Sinuraya14992060_1855626714723775_4924884894593517305_n dan Ria Sinuraya).

Ketika membaca Alkitab, kita terkadang akan melihat Yesus membalikkan atau memutarbalikkan oleh apa yang dipikirkan manusia. Salah satu contoh yang dapat kita lihat adalah yang tertulis di Matius 5 : 4 ketika Yesus mengatakan “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”.

Dalam pikiran manusia, tentu apa yang diungkapkan oleh Yesus dalam Mat 5 : 4 ini adalah kebalikan dari apa yang dipikirkan oleh manusia, bagaimana mungkin kita dapat bersukacita di dakam dukacita ?

Bukankah ketika sedang berdukacita, kita seharusnya orang yang sungguh berdukacita, menangis, bersedoh, merasakan kehampaan dan perlu sedikit waktu mengambil jeda dalam hidup untuk menghilangkan duka ?

Tetapi Yesus berkata “Berbahagialah”, pertanyaannya, kenapa Yesus berkata demikian ? Yesus berkata demikian bukan dengan tidak beralasan. Karena begitu banyak memang alasan kenapa kita harus bersukacita ketika kita sedang berdukacita terlebih di dalam iman percaya kita.

Yesus mengatakan “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”. Dan ada banyak alasan berbahagia di dalam Yesus. Salah satu alasan yang diberikan Yesus dalam ayat ini adalah “KARENA MEREKA AKAN DIHIBUR”.

Siapakah yang menghibur ? Tentu Tuhan Allah sendiri yang akan menghibur, sama seperti orang sehat dia tidak akan memerlukan dokter, demikian pula hanya orang yang berduka yang membutuhkan penghiburan demikianlah Yesus datang kepada setiap orang yang berada di dalam penderitaan.

Rasul Yakobus memahami apa yang dikatakan Yesus dalam Matius 5 : 4 sehingga dalam Yakobus berkata dalam suratnya di Yakobus 1 : 2 ; “Saudara – saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai – bagai pencobaan”.

Ada sebuah ilustrasi yang saya ingin sampaikan pada kita saat ini, dikisahkan ada ada satu keluarga yang mengalami duka beberapa kali di dalam hidupnya :

Seorang suami dan dia seorang penulis terkenal duduk di ruang kerjanya, dia mengambil penanya mulai menulis :

“Tuhan, tahun lalu, saya harus dioperasi untuk mengeluarkan batu empedu. Saya harus terbaring cukup lama di ranjang.

Di tahun yang sama saya berusia 60 tahun dan harus keluar dari pekerjaan di perusahaan percetakan yang begitu saya senangi, yang sudah saya tekuni selama 30 tahun.

Di tahun yang sama saya ditinggalkan ayah yang tercinta.

Dan masih di tahun yang sama anak saya gagal di ujian akhir kedokteran, karena kecelakaan mobil. Biaya bengkel yang membengkak akibat kerusakan mobil adalah juga bentuk kesialan di tahun itu.

Akhirnya dia menulis :

“Sungguh Tuhan ! Tahun yg sangat buruk! “

Istri sang penulis masuk ke ruangan dan menjumpai suaminya yang sedang sedih dan termenung.

Dari belakang sang istri melihat tulisan sang suami. Perlahan – lahan ia mundur dan keluar dari ruangan dan 15 menit kemudian dia masuk lagi, lalu meletakkan sebuah kertas berisi tulisan sebagai berikut :

“Tahun lalu akhirnya saya berhasil menyingkirkan kantong empedu yang selama bertahun-tahun membuat perut saya sakit.

Tahun lalu saya bersyukur bisa pensiun dengan kondisi sehat walafiat.

Sekarang saya bisa menggunakan waktu saya untuk menulis sesuatu dengan fokus yang lebih baik dan penuh kedamaian.

Pada tahun yang sama ayah saya yang berusia 95 tahun, tanpa kondisi kritis menghadap Sang Pencipta.

Dan masih di tahun yang sama, Tuhan melindungi anak saya dari kecelakaan yang hebat. Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan itu, tapi anak saya selamat tanpa cacat sedikit pun.

Pada kalimat terakhir si istri menulis :

“Tahun itu adalah tahun yang penuh limpahan rakhmat Tuhan yang luar biasa dan kami lalui dengan takjub”.

Membaca tulisan sang istri, akhirnya sang penulis tersenyum dan mengalir rasa hangat di dadanya atas interpretasi rasa syukur atas tahun menakjubkan yang telah dilewatinya.

Sahabatku, keluarga hamba Tuhan, Pt. San Jose Sinuraya, Pt. Bp. Nike Sinuraya dan adik kami yang masih Permata Ria Sinuraya.

Orang tua kita telah kembali kepada Bapa di Sorga. Ada banyak kenangan suka cita yang telah kalian lalui bersama sebagai keluarga dan tentu banyak pengalaman hidup yang telah diberikan orang tua kita, syukurilah hal itu sebagi berkat yang tak terhingga dari Tuhan kita.

Ingat akan ilustrasi yang sudah saya ceritakan diatas, bagaimana akhirnya sang penulis bersukacita setelah membaca tulisan sang istrinya, menjawab semua keluh kesah tentang tahun yang ia jalani. Akhirnya ia bersyukur atas semua perjalanan hidup yang ia jalani.

Saya juga ingin mengatakan seperti yang dikatakan oleh nabi Nahum untuk menguatkan ketetapan hati keluarga akan kasih karunia Tuhan ;

“TUHAN itu baik, IA adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan, IA mengenal orang – orang yang berlindung padaNYA” (Nahum 1 : 7).

Dan akhir kata saya berkata, tetaplah bersandar kepada Tuhan, sebab memang hanya Dia – lah penghibur yang sejati dan Ia memang baik dan akan tetap senantiasa memberikan kebaikanNya kepada keluarga ini.

Amin.
Pekanbaru. Senin 14 Nov 2016.

 

Renungan Penghiburan. MENGUCAP SYUKUR DAN MENSYUKURI WAKTU HIDUP YANG DIBERIKAN TUHAN

Renungan Penghiburan.

MENGUCAP SYUKUR DAN MENSYUKURI WAKTU HIDUP YANG DIBERIKAN TUHAN

15027505_1851707645115682_3437761862851112869_n(Penghiburan kepada, Kel. Bp. Yosshe Ginting. Anggota PJJ. Sektor Getsemane. Kiranya kasih karunia Tuhan bersama – sama dengan engkau sekeluarga, menghibur, meneguhkan, menguatkan, didalam menghadapi duka beberapa saat lalu atas berpulangnya anak yang terkasih YUKE VANESHA BR GINTING ke pangkuan Bapa di surga)

Ada satu cerita yang mengisahkan tentang orang yang telah mati yang berdialog dengan Tuhan dalam cerita itu dikisahkan.

Seorang yang telah mati berhadapan dengan Tuhan sebut saja namanya Bunga. Di alam baka Bunga melihat Tuhan mendekati dirinya sambil memegang sebuah koper di tangan – Nya dan tak lama berselang mereka akhirnya berdialog, dalam dialog mereka :

Tuhan : “Mari kita pergi ke surga”

Bunga : “Begitu cepat ? Tapi saya masih memiliki banyak rencana dalam hidup ini”

Tuhan: “Maaf, waktumu sudah habis, saatnya untuk pergi.”

Bunga : “Apakah isi koper yang Engkau pegang itu Tuhan ?”

Tuhan : “Koper ini adalah milikmu”

Bunga : “Koper milik saya ? Maksudnya Tuhan, apakah barang berharga milik saya, seperti baju saya, uang saya, perhiasan saya ada di dalam koper itu dan saya akan memilikinya di sorga ?”

Tuhan: “Bukan, barang – barang yang engkau sebut itu, tidak pernah menjadi milikmu. Itu semua adalah milik Dunia.”

Bunga : “Apakah yang ada di dalam koper itu semua ingatan dan kenangan saya ?”

Tuhan : “Bukan, ingatan dan kenangan itu adalah milik Waktu.”

Bunga : “Apakah yang didal koper itu bakat dan kesuksesan saya ?”

Tuhan : “Bukan bakat dan kesuksanmu adalah milikku sebagai anugerahKu kepadamu.”

Bunga : “Apakah koper berisi ayah, ibuku dan saudaraku ?”

Tuhan: “Tidak juga, karena ayah, ibu dan saudaramu milik hatimu.”

Bunga : “Kalau begitu yang di dalam koper itu pasti tubuh saya.”

Tuhan : “Tidak, bukan karena tubuhmu adalah milik debu tanah.”

Bunga : “Jika demikian isinya tentu jiwa saya.”

Tuhan : “Kamu salah besar nak, sebab jiwamu itu milik – KU.”

Tuhan kemudian akhirnya menyerahkan koper tersebut ke pada Bunga. Dengan kebingungan serta sedikit takut bunga menerima koper yang diberikan Tuhan kepadanya. Bunga membuka koper tersebut, Bunga sangat terkejut ternyata koper itu isinya kosong.

Dengan hati kecewa dan airmata yang berlinang, Bunga pun bertanya kepada Tuhan. Dengan sedikit gagap ia bertanya : Tuhan, koper ini kosong, apakah dengan koper yang kosong ini Tuhan hendak mengatakan bahwa saya tidak pernah memiliki apapun ?”

Tuhan menjawab : “Iya, benar dan sesungguhnya engkau memang tidak pernah memiliki apapun”

Bunga : “Lalu …, apakah yang selama ini menjadi menjadi milikku, Tuhan … ?”

Tuhan : “WAKTU – mu ! Saat – saat di waktu kamu HIDUP … itulah milikmu … !” Tetapi saat ini engkau menjadi milikku dan duduklah disisiku nikmati hidup bersama dengan Aku dikerajaan ini, disini bersama denganKu dan seluruh anak – anak Tuhan.

Sahabatku Bp. Yoshe dan ibu Yoshe : Hidup adalah waktu yang diberikan Tuhan kepada kita. Anak yang kita kasihi, YUKE VANESHA BR GINTING telah berpulang kepada Tuhan kita. Tuhan telah memberikan kehidupan kepada anak yang kita kasihi, walau tidak lama bagi kita, itu bukanlah suatu hal yang paling penting kita ratapi. Yamg terpenting bagi kita ialah bahwa ia, anak yang pernah engkau kasihi pernah hidup bersama dengan dirimu dan seluruh keluarga.

Ia pernah menerim kebahagian didalam keluarga dan yakinlah seperti kebahagian ketika bersama dengan engkau di dalam keluarga begitulah bahagianya dia bersama Bapa di sorga.

Saat ini kita kita masih diberi waktu hidup oleh Tuhan kita. Mari kita pergunakan waktu yang masih diberikan Tuhan kepada kita. diberikan Tuhan kepada kita. Hargai waktu yang tersisa. Jalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan bersama dengan Tuhan.

Kiranya Tuhan memberkati seluruh keluarga, membaca Mzm 90 : 1 – 17, mengingatkan kita kepada Tuhan memang adalah sang penguasa hidup kita, Ia adalah Tuhan yang bersifat kekal ; sedang manusia bersifat fana, Tuhan tidak terikat pada waktu ; manusia yang terikat pada waktu. Dan oleh itu juga barang siapa yang kembali kepadaNya akan bersama dengan Dia dan akan mendapatkan hidup yang kekal selamanya karena Ia juga adalah Tuhan yang penuh kasih.

Sahabatku kel Bp. Yosshe Ginting, bacalah Mzm 90 ini dan renungkanlah, serta pahamilah hal yang di ungkapkan oleh pe Mzm dalam iman dan mulai saat ini berbahagialah, hilangkan duka dan tetaplah bersykur dan mensyukuri kehidupan yang diberikan Tuhan.

Gedung Serba Guna GBKP. Pekanbaru.
PKU. Senin 07 Nov 2016.

 

Renungan Penghiburan Duka Cita : HIDUP DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN

HIDUP DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”

(Flp 1 : 21).

14368638_1820273211592459_3183367943681768849_n(Renungan penghiburan duka disampaikan dalam penguburan orang tua Nd. Hengki Sinuraya, Karben Sinuraya (Bp. Anggel) dan Aditiana Br Sinuraya.

Saudara – saudari di dalam kasih Yesus Kristus :

Hari ini disini kita berkumpul dalam duka oleh karena orang tua yang terkasih dari saudara kita Nd. Hengki Br Sinuraya, Bp. Anggel Sinuraya dan Aditiana Br Sinuraya, yang kita kenal dengan (Biring, Hengki atau Biring Anggel Br. Sembiring) telah kembali ke Bapa disurga.

Saudara – saudari dan keluarga besar Sinuraya yang terkasih :

Kami seluruh jemaat Rg. GBKP. Pekanbaru serta seluruh keluarga yang berkumpul disini, ikut turut berdukacita yang sedalam – dalamnya atas kembalinya orang tua yang kita kasihi dan kehadiran kami disini mengatakan bahwa bukan hanya keluarga yang berdukacita atas berpulangnya orang tua yang kita kasihi tetapi kami juga merasakan duka yang dirasakan oleh keluarga.

Saudara – saudari dan keluarga yang berduka di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus :

Mungkin jikalau bisa, kita akan meminta kepada Tuhan “SUPAYA JANGAN ADA YANG DISEBUT DENGAN KEMATIAN”. Karena kematian akan selalu memberikan duka kepada keluarga yang ditinggalkan, sehingga duka itu membuat begitu banyak tangisan dan air mata yang keluar dari mata serta hati yang sangat terasa sesak diakibatkan oleh kematian tersebut.

Tapi apakah permohonan yang kita sampaikan kepada Tuhan itu akan terkabul ? Tentu saja tidak. Tuhan tidak akan mengubah ketetapan yang telah Ia tetapkan tentang kematian dan kebangkitan dan kita mengetahui bahwa Kristus sendiri mengalami kematian dan kebangkitan.

Jikalau demikian adanya, maka kita tahu bahwa kematian adalah kebangkitan dan kehidupan yang membawa kita kepada kehidupan yang kekal sama seperti Kristus dan oleh itu juga maka setiap orang percaya yang mati, juga akan bangkit dari kematian serta akan hidup di dalam kekekalan.

Saudara – saudari dan keluarga yang berduka di dalam kasih Yesus Kristus :

Ada perlombaan yang disiarkan TV yaitu lomba sepeda lambat. Perlombaan ini berbeda dari lomba balap sepeda biasanya, yaitu saling berlomba cepat menuju garis finish, tetapi lomba ini adalah lomba yang paling lambat mencapai gais finish.

Dalam lomba sepeda lambat ini para peserta harus mengayuh sepedanya, tetapi bukan untuk berebut sampai di garis finish, melainkan justru berlomba paling lambat sampai di garis finish. Oleh itu setiap peserta akan sangat berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak sampai terjatuh dan menyentuh tanah dan siapa yg paling lambat tiba di garis finish dengan kaki yang tidak pernah menyentuh tanah dialah menjadi pemenang dari lomba tersebut.

Saudara – saudari yang terkasih : Perlombaan ini tidak ubahnya seperti gambaran kehidupan manusia, bagaimana manusia berdaya upaya semaksimal mungkin untuk tetap dapat bertahan hidup serta berusaha menunda tiba di garis finish kematiannya.

Ada yg berusaha dengan hidup sehat dengan cara berolahraga, mengatur pola makan hidup sehat makan vegetarian, tidur teratur, bekerja teratur, jika sakit sampai berobat ke luar negri, dsb, tetapi apapun itu usaha yang dilakukan manusia untuk dapat hidup tetapi pada akhirnya manusia selalu tiba digaris finish kematiannya.

Dengan jelas Alkitab mengatakan bahwa semua manusia akan menemui ajalnya dan sering sekali kita melupakan bahwa kematian itu pasti dan usaha yang kita lakukan hanyalah bersifat penundaan akan kematian.

Saudara – saudari dan keluarga yang berduka :

Orang tua yang kita kasihi telah lama menahan derita penyakit yang ia alami dan kami tahu bahwa usaha pengobatan dan perawatan yang dilakukan oleh keluarga telah sangat baik. Tetapi walau demikian jangan berkecil hati jika orang tua yang kita kasihi akhirnya menemui ajalnya. Di dalam iman percaya kita mengaminkan apa yang terjadi dan mengakui bahwa semua itu adalah kehendak Tuhan Allah kita.

Aminkanlah bahwa kehidupan dan kematian menjadi kodrat bagian kehidupan manusia dan sebagai pengikut Kristus, kita mengaminkan seperti Paulus berkata bahwa “HIDUP ADALAH KRISTUS DAN MATI ADALAH KRISTUS” dan kita memaknainya dalam hidup yang memuliakan Tuhan dan jika saatnya kita mati maka kematian kitapun memuliakan Tuhan.

Saudara – saudari dan keluarga besar Sinuraya yang terkasih di dalam Tuhan :

Berbahagialah atas orang tua kita yang telah kembali kepada Tuhannya, karena kita tau selama hidupnya ia telah memuliakan Tuhan dengan menerima Kristus sebagai juru selamatnya.

Saya sendiri yang membatis orang tua kita ini dan di dalam pengakuannya ia sungguh percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah juru selamatnya dan oleh itulah jugalah saya berkata kepada keluarga berbahagialah sebab sungguh berharga kematian orang yang percaya kepadaNya.

Saudara – saudari dan keluarga yang berduka di dalam kasih Tuhan :

Kita yang hidup pada saat ini akan juga mengakhiri hidup ini, kapankah akan berakhir mungkin beberapa puluh tahun kedepan, mungkin belasan tahun kedepan atau mungkin sebentar lagi. Tetapi ntah kapan pun kematian itu datang biarlah ia datang tetapi selama kita hidu, marilah kita hidup dengan memuliakan Tuhan dan memegang teguh prinsip seperti Paulus berkata ” HIDUP ATAU MATI ADALAH KEUNTUNGAN”.

Demikianlah saudara – saudari dan keluarga yang terkasih di dalam Tuhan kita Yesus Kristus :

Saya mengakhiri renungan penggiburan duka ini sampai disini dan kiranya Tuhan memberkati firmanNya bagi keluarga dan bagi kita semua. Berbahagialah orang yang mati di dalam imannya sebab Tuhan akan menempatkan ia di dalam kerjaan sorga yang telah Ia persiapkan bagi seluruh anak – anakNya.

Amin.
Pdt. Israel H Sembiring. STh.
Pekanbaru. 14 Sept 2016.

 

 

 

PADA SAAT KITA MATI NANTI

PADA SAAT KITA MATI NANTI

Pada saat kita mati nanti jangan bersedih, dan ada beberapa hal yang tak perlu tahu sebenarnya tidak perlu pedulikan. Mungkin kita berpikir bagaimana nantinya, seorang guru bijaksana berkata :

Janganlah risau akan bagaimana nantinya dengan tubuh kita, karena tubuh ini akan di urus dengan rapi oleh yang kita tinggalkan, kita akan di formalin, yakinlah pada tubuh kita akan dipakaikan pakain terbaik yang pernah kita miliki, walau tubuh ini sudah kaku dan dingin dan juga akan memberikan aroma wewangi farfum  terakhir yang mengurangi bau amis dari tubuh ini.  Peti yang dipakai untuk menempatkan mayat kita boleh jadi akan dipakai peti yang termahal atau juga boleh jadi peti mati biasa.

Janganlah bersedih, bagaimana tubuh ini nanti setelah mati, yakinlah bahwa keluarga kita tidak akan menelantarkannya. Keluarga akan menyiapkan kuburan bagi kita, di TPU atau di tempat pemakaman keluarga, dan yakinlah keluarga akan menghantarkan kita ke peristirahatan terakhir tempat tubuh kita selamanya berada di iringi dengan nyanyian duka.

Janganlah bersedih, barang – barang pribadi yang kita miliki juga tidak akan dibuang dan juga tidak akan dikuburkan bersama dengan kita, apalagi emas, berlian, HP, dsb. Semua barang – barang tersebut akan tetap dipergunakan dan barang – barang lain seperti fhoto – fhoto, buku – buku, tas, dsb, mungkin hanya akan disimpan untuk menjadi kenangan bahwa kita pernah ada.

Yakinlah, bahwa keluarga, teman – teman, dunia dan alam semesta tidak akan lama – lama bersedih dengan kematian kita. Sebentar mereka akan berduka, bersedih atas kematian kita, tapi lama kemudian mereka akan mulai terlupakan dan hanya aka nada di kenangan bahwa kita pernah ada, istri, suami dan anak – anak akan kembali mendapatkan senyumannya seiring dengan berjalannya waktu dan akan kembali memulai aktifitas mereka sehari – hari seperti biasanya.

Yakinlah tidak akan banyak sekali perubahan yang terjadi setelah kematian kita, ekonomi akan tetap berjalan, deposito yang kita miliki akan di tarik  dan dipindahkan ke rekening lain, posisi dan pekerjaan kita di berbagai profesi akan diisi orang lain, mobil yang kita pakai mungkin akan berganti supir.

Yakinlah memang tidak akan terlalu banyak perubahan yang terjadi setelah kematian kita dan semua akan berjalan seperti naturnya kembali. Jangan berkata tanpa kita semua akan terbengkalai, yang mati akan hanya di kenang dan mungkin juga terlupakan seiring dengan berjalannya waktu, ya dengan kematian kita episode kita di dunia telah berakhir, namun yang menjadi yang menjadi soal bagi kita selanjutnya adalah bagaimana episode kita selanjutnya bersama dengan Dia sang pencipta  dan sesungguhnya bahwa episode hidup yang sesungguhnya itu telah dimulai ?

Memento Mori, Memento Mori, Memento Mori !!  Kalimat inilah yang terngiang dalam pikiranku pagi ini, dia merobek egoku, mengguncang kenyamananku, melemparkanku dalam sebuah realita yang tidak dapat diubah oleh siapapun. Dan mengingatkanku akan perjalanan kehidupan yang telah kujalani, renunganku pagi ini mengingatku bahwa lembar demi lembar kehidupanku masihlah belum berjalan dengan baik seturut kehendakNya sang pemilik hidup. Ya, pagi ini aku merenung “Hidup ini bukan untuk kesenangan tapi pergulatan untuk mencapai perkenanan Tuhan” ya dan semoga hari demi hari semakin baik dan semakin berkenan bagiNya.

Sahabat, selamat pagi, ini yang dapat aku tuliskan dalam renungan pagiku saat membaca Pengkhotbah 3 : 1 – 8. Mungkin ada manfaatnya bagi kita, marilah membacanya ini, dan sangatlah baik untuk kita renungkan, marilah membacanya :

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya .Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam ; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun ; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari ; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk ; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang ; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara ; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

Selamat minggu dan selamat beribadah dan kiranya kasih karunia Tuhan memberkati seluruh ibadah dan aktifitas kita hari ini.

PKU 31 Juli 2016.

JANGAN KALAH

JANGAN KALAH

Kesusahan, penderitaan atau ketika duka kesedihan yang kita terima tidaklah sebanding dengan berkat – berkat yang Tuhan berikan dan yang kita terima, jika demikian halnya patutkah kita bersedih oleh sedikit kesusahan kita ?

Bukankah selama ini kita telah di banjiri dengan kasihNya yang melimpah ? Oleh itu tidaklah baik kita terlalu bersedih, berleluh kesah dan menganggap Tuhan tidak mengasihi kita oleh sedikit kesusahan, penderitaan dan duka kesedihan, yang kita terima.

Bukankah kita selalu di ingatkan bahwa kesusahan, penderitaan atau pada saat kita mengalami duka kesedihan yang kita terima itu adalah hanya sebagai penguatan iman kita ? Bandingkanlah dengan seorang Prajurit bukankah seorang prajurit ketangguhannya sebagai seorang Prajurit di uji ketika sang Prajurit berada di medan perang ?

Iman kita pun akan di uji oleh sedikit kesusahan, penderitaan dan duka kesedihan yang kita terima dan kita tau bahwa semua kesusahan, penderitaan dan duka kesedihan yang kita alamai tidak akan melebihi kekuatan kita. Oleh itu tetaplah kuat dan jangan kalah, masakan kita mengeluh dan kalah dengan hanya sedikit kesusahan, penderitaan dan duka kesedihan yang sedikit saja.

Kekuatan dan sumber penghiburan kita adalah Kristus yang tidak akan pernah meninggalkan anak – anakNya dan sekali lagi ingatlah bahwa kesusahan, penderitaan dan duka kesedihan yang kita alami tetaplah tidaklah sebanding dengan kasihNya yang telah kita terima dan yang telah membanjiri kehidupan kita.

Tetaplah hidup bersama Dia, berpengharapan kepadaNya saja, sebab memang hanya Dialah satu – satunya sumber segala penghiburan dan kekuatan kita anak – anakNya.

Janganlah kalah, tetaplah kuat dan oleh segala kesusahan, penderitaan dan duka kesedihan itu jadilah kuat dan kekuatan bagisetiap orang dan itulah sesungguhnya keunggulan diri kita sebagai orang beriman.

Saya kira inilah yang dimaksudkan Paulus ketika ia berkata tentang kesusahan dan penderitaan yang ia alami selama menjadi rasul Kristus, dalam II Kor 1 : 3 – 5 Paulus berkata :

“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami limpah – limpah”.

□ Sedikit catatanku, merefleksi ulang untuk mengingatkanku pada renungan penghiburan yang kusampaikan malam ini dalam acara penghiburan kepada Kel, Pt. Bp. Nadia Brahmana dan Nr. Sedia Bregit. Kiranya menjadi kekuatan dan penghiburan bagi keluarga dan seluruh jemaat.

PKU 25 Juli 2016.

 

Renungen Penghiburen. “Ku Surga Erkiteken Pemere Tuhan” Roma 3 : 24. Yosua 1: 1 – 9

“Ku Surga Erkiteken Pemere Tuhan”

Roma 3 : 24. Yosua 1 : 1 – 9

 Shalom.

Senina ras Turang ibas keleng ate Tuhan Yesus.

Sekali jadi lit me turi – turin, sekalak Perbapaan si enggo mate paksana erdalan nuju kempak pintu surga, kenca seh i pintu surga, terjadi me percakapen antara Perbapaan ndai ras Malekat, nina ibas percakapenna ; O …. Malekat talangi pintu enda aku bengket ateku kubas. Oh, nina Malekat njababsa ; kubas atendu ari pa, banci saja lit kap syaratna adi kubas enda atendu. Nina Perbapan ndai ngaloisa, kai syaratna Malekat ; la kin ietehndu aku kalak si bujur kel. Ietehndu kin maka aku enda pe mantan Pt, saja priode si peteluken lanai aku terpilih mundur aku, erkiteken mereken kesempaten man kalak si nguda gelah berkarya inas pelayanen Tuhan. Gelah ietehndu malekat ya, aku pe melala kel mbarenda sumbangsihku ibas gereja ula kari la iangkandu e ?

Kenca perbapan ndai protes man Malekat, emaka nina Malekat ndai man Perbapaan e ; adi banggakenndu kel kam kalak sibujur, emaka mari dage si ukur kebujurenndu e, janah nilai si harus kari isehindu eme 1000 point maka kam banci bengket kubas surga enda. Eme jumlah nilai si arus icapai nina Yesus adi lit kalak si membanggaken kinibujurenna siersura – sura atena bengket kubas surga enda. Adi bage mari sihitung nina Perbapaan ndai menantang Malekat ras penuh alu percaya diri. Emaka mulai me hitung – hitungen Perbapaan e ras Malekat.

Nina Malekat man bana turiken dage gelah ku bereken nilaina. Emaka ibenaken Perbapaan ndai me nuriken kiniulin kegeluhenna ; Aku sekalak Perbapaan i tengah jabu si engkelengi ndeharaku ras anak – anakku alu setia. Nina Malekat man bana, nilaina 5. ih … uga maka 5 ngenca nilaina nina Perbapan ndai, nina malekat ngaloisa, e nilai terbaik ras Yesus netapkenca. Eak … yah nina ka Perbapan ndai, nai pe aku kalak si melumbar, rusur numbang ku gereja ras lalap nggalar persepuluhen. Nilaina 3.5 nina ka Malekat. Ih … pelit nari nge nilai 3.5 ngenca adi rusur pe numbang ku gereja ras mereken persepuluhen ari nina ka Perbapaan ndai. Yak … adi bage, aku pe mbarenda la enggo tading ibas Kebaktin Minggu, PJJ ras PA – PA. Nilaina 3.5 nina ka malekat ndai. Lanjut ka nina Perbapan ndai, rusur ka pe mbarenda aku kunjungen Diakonia, umpamana, ngapul – ngapuli ras ndahi kalak sakit. Nilaina 3 nina ka Malekat.

Iterusken Perbapaan ndai me tetap erkira ras Malekat janah kenca 4 jam Perbapaan ndai nuriken kerna kinibujuren kegeluhenna kidekah nhgeluh i doni, emaka terkumpul me nilaina kerina 544. E pe enggo iturikenna kerina kiniulin si pernah ilakokenna mulai kin mere sumbangen man pengemis, nama pertama ibas teken les rsd.

Emaka nina Malekat ndai man bana, uga me Pa, la kap seh nilaindu asa si enggo itetapken Yesus 1000, me la kam banci bengket kubas surga ndai e ? Emaka nina Perbapaan ndai man Malekat, e mekuah kel atendu Malekat adi lang tah banci aku jumpa ras Yesus gelah aku nuriken permohonenku man baNa.

O Pa, enggo nge ndai aku ngerana ras Yesus tupung kam erdalan denga ndahi pintu Surga enda, ningku ndai man Yesus bereken nge kubas Perbapaan ah … Nina Yesus ndai ngaloisa bereken saja, suruh ia bengket kubas enggo ndauh ia erdalan, ku jenda kel atena “mekuah ate” emaka suruhlah kari ia bengket kubas bage nge ndai enggo pedahken Yesus man bangku.

Emaka ngaloi ka Perbapaan ndai ; adi enggo ndai suruh Yesus aku kubas, uga maka lit syaratna nindu man bangku ?

Nina Malekat ndai ngaloi cakap Perbapaan e, kam ndai Pa katakenndu kap kam kalak bujur, adi kalak bujur tetapken Yesus kin nilai standartna si harus icapai adi bengeket ate ku surga. Emaka adi rikutken kerina kebujurenndu me la kam ndai banci bengket kubas surga ndai dage ?

Ue la banci, nina perbapan ndai. Adi bage uga dage kuban muatsa kurangna nilaiku ndai, me lanai bo mungkin e adi aku pe enggo mate ?

Nina Malekat ndai ngaloi Perbapaan e adi muat nilai lanai bo kam mungkin Pa, saja kubaskenlah enggo itambahken Yesus nilaindu ndai genep 1000 ban perkuah ateNa. Janah gelah ietehndu maka kam bengket kubas kinirajaan surga enda, labo erkiteken kinibujurennju tapi erkiteken pemereNa.

Emaka nina dungna perbapaan ndai ; adi bage bujur kel … bujur Malekat, janah nta ku jumpai dage Yesus ndai, gelah kukataken bujur pe man baNa erkiteken pemereNa nge kepe maka aku banci bengket kubas kinirajaan surga enda.

Bicara bage me ukuren si ibereken Tuhan, man kalak si enggo mate, arus nehken nilai point si itetapkenna guna banci bengket ku surga tentu sulit kel nge sekalak manusia bengket kubas kinirajan surga.

Tapi malem ateta, Dibata perkuah dingen la ertak – tak kerna kesalahen kalak si ikelengiNa. Tapi amin bage mekatep ka nge Dibata ermorah ate nandangi kita, erkiteken keselamaten e sebage pemere sianggap la meherga, keselamaten e siakap murahen.

“TAPI ARAH PEMERE DIBATA ERPALASKEN LIAS ATENA, KERINA MANUSIA IREMBAKKEN DIBATA KEMPAK DIRINA, ARAH PENEBUSEN SI IBAHAN KRISTUS” (ROMA 3 : 24)

Senina ras turang ibas keleng ate Tuhan Yesus.

Bicara bage me ukuren si ibereken Tuhan, man kalak si enggo mate,  arus nehken nilai point si itetapkenna guna banci bengket ku surga tentu sulit kel nge sekalak manusia bengket kubas kinirajan surga. Tapi malem ateta, Dibata perkuah dingen la ertak – tak kerna kesalahen kalak si ikelengiNa. Tapi bage ka me mekatep Dibata ermorah ate nandangi kita, erkiteken keselamaten e sebage  pemere maka kita pe menganggap keselamaten e murahen dingen la menghargai keselamaten si enggo ibereken Dibata.

Kekelengen kami keluaraga Bp. Anggel Situmorang. Ibas piga paksa silewat kam erceda ate, erkiteken orang tua si ikelengi kita ngadap kempak Dibata. Tapi yakinlah maka rikutken perkuah ateNa maka orang tuanta ndai pe tentu enggo sikap ibahan Dibata inganna.

Megegehlah kam ibas kerina duka si enggo ibentasindu. Ibas pengalamen kegeluhen Josua si jadi bahan renungenta ibas paksa enda Josua 1 : 1 – 9 ningetken :

  • Kondisi ntah situasi kegeluhen  si ihadapi Josua ibas paksa e labo nyaman, erkiteken ia ipilih Dibata jadi pemimpin kenca kematen Musa. Ertina ia jadi pemimpin iteruh bayang – bayang kehebaten kepemimpinen Musa, tapi tanggung jawab si embanna tuhu mbelin.
  • Ibas masa kegeluhen Josua si merasaken geluhna la nyaman, mbiar, kecut hati, tawar hati, guna jadi pemimpin bangsa Israel si memang terkenal alu tegar tengkuk ras si pang nimbak Dibata. Ije me Dibata erpadan man Josua, gelah Josua netapken ukurna ras tek man, maka Dibata pasti nemani kegeluhenna ibas setiap masa kegeluhenna bicara uga gia sekali rintangen si reh man bana..

Emaka bagem kekelengen kami, keluarga Bp. Angel Situmorang. Dibata pe tentu nehken padanna guna engkelengi ras engkawali kam kerina, bagi nina Dibata man Josua “tetaplah ukurndu dingen teklah”, maka bage me pe pengarapen kami nandangi kam kerina keluarga, tetapkenlah ukurndu dingen teklah man Dibata, maka Ia pe pasti nemani kam ibas masa – masa kerina kesusahenndu. Ibas paksana kerina pagi mehuli ibahan Dibata erkiteken Dibata kin ngenca gegehta.

                                                            Pekanbaru 01 Feb 2016. Pdt. Israel HS Milala.

 

Penghiburan Kejadian 25: 7- 11 “BERKAT ALLAH DALAM DUKA CITA”

Penghiburan Kepada keluarga Bp. Yolandita Sembiring.
Senin 22 Juni 2015. GBKP. Pekanbaru.

Kejadian 25: 7- 11
BERKAT ALLAH DALAM DUKA CITA

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus …
Kematian bukanlah peristiwa yang baru dan asing bagi kita. Bagi banyak orang, kematian adalah sesuatu yang menakutkan dan karena itu, segala usaha dan upaya manusia berusaha menghindari apa yang disebut kematian. Tetapi kita mengetahui, kematian tidaklah memandang umur dan keadaan manusia.

Kematian bisa saja datang kapan saja dan dalam situasi hidup yang bagaimanapun dan sangat luarbiasa rancangan Allah terhadap manusia karena manusia tidak dapat dengan persis mengetahui kapan kematian terjadi artinya hanya Tuhanlah yang mengetahui kapan ajal seseorang tiba.

Oleh itu, sewajarnyalah manusia mengucap syukur atas umur panjang yang Tuhan berikan, akan tetapi walau demikian maka setua apapun seseorang, apabila ia meninggal, keluarga yang ditinggalkan pastilah akan berduka, akan ada ratap tangis dan rasa sedih karena ditinggalkan untuk selamanya.

Kenapakah perasaan kehilangan itu mendatangkan duka ?

Karena memori kita mengundang untuk mengingat seluruh kehidupan orang yang meningglkan kita, memori kita mengenang segala perbuatan – perbuatannya semasa hidupnya, pada saat itulah kesedihan itu datang, terlebih – lebih jika yang meninggal tersebut adalah orang yang sangat dekat dengan kita, dimana kita terikat akan hubungan emotional yang sangat dekat.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus …
Dalam bacaan kita Kej 25 : 7 – 11 dikisahkan tentang kematian Abraham, sedikit yang saya ingin sampaikan tentang Abraham :

  • Ia dikenal sebagai bapa dari segala orang percaya, bahkan disebut dengan bapak segala orang beriman.
  • Meninggal ketika rambutnya telah memutih dan pada umur yang sangat tua yaitu pada umur 175 thn, yang didahului oleh istrinya Sara pada umur 127 Thn.
  • Namun Kendatipun peristiwa kematian Abraham dalam usia yang sangat tua, peristiwa kematiannya tetap membuat anaknya, sanak saudaranya dan para sahabatnya merasa kehilangan, karena Abraham memiliki sosok atau pribadi dan jati diri yang teguh dalam iman, baik dan setia kepada Allah.
  • Mengingat dan mengenang perbuatan Abraham yang demikian, anaknya, sanak saudaranya dan para sahabatnya pastilah berduka dan kendatipun kisah ini tidak tertulis dalam Alkitab, tapi kita tau, bahwa mereka sama seperti kita yang adalah manusia biasa, mereka juga pasti berdukacita.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus …
Jika saat ini, di tengah ibadah penghiburan ini, kita teringat akan sosok almarhum dan membuat kita bersedih hal itu sangat wajar namun demikian kita juga harus mengingat khabar suka cita yang menyapa kita bahwa orang yang telah mati akan berada di sisi Tuhan kita, terlebih jika kematian itu adalah kematian orang yang percaya kepada Kristus dan kabar suka cita yang dikatakan bacaan kita dalam Kej 25 : 7 – 11 bahwa Allah memberkati seluruh keturunan Abraham.

Alkitab berkata, bahwa setelah Abraham meninggal, Tuhan Allah tetap memberkati Ishak. Seorang anak yang taat kepada ayahnya dan sangat mengashi ayahnya dan ternyata Ishak tidak sangat terlarut dalam duka yang berkepanjangan, oleh karena ia tau Allah mengasihi ayahnya Abraham.

Tuhan Allah, memberkati Ishak sepeninggal Abraham. Oleh itu dalam dukacita saat inipun, Firman Tuhan ini yang kita telah baca kita aminkan karena firman ini juga berlaku dalam hidup kita dan juga didalam kehidupan keluarga Bp. Yolandita.
Amin … ?

Saudara ang dikasihi Tuhan Yesus Kristus …
Sebagai penutup dalam renungan ini saya ingin menyampaikan kepada kita sekalian, Sekalipun kita harus merasa sangat kehilangan atas meninggalnya orang tua atau siapa saja dari keluarga yang sangat kita sayangi. Ada satu hal yang harus kita ingat bahwa kematian bukanlah akhir dari kasih karunia Tuhan.

Jika orang tua yang kita kasihi telah meninggal dalam usia yang sudah lanjut maka hal itu adalah juga kasih karunia Tuhan, dan jikalaupun dia telah pergi untuk selamanya dan meninggalkan kita, maka itu bukanlah akhir dari berkat Tuhan.

Tuhan yang maha baik, adalah Tuhan yang penuh dengan kasih setia dan kasihNya tidak pernah berobah, dahulu, kini dan untuk selamanya, kasih itulah pula yang akan menjadi kekuatan dan pengharapan bagi keluarga untuk meneruskan perjalan hidup ini ke depan. Diberkatilah keluarga yang berduka oleh Tuhan kita.

Amin
Pekanbaru 22 Juni 2015.

Penghiburan “Menjalani Hidup Bersama Tuhan” 2 Sam 12 : 22 – 23

Penghiburan kepada keluarga Nd. Katrin Tarigan Br Ginting.

“Menajalani Hidup Bersama Tuhan”
2 Sam 12 : 22 – 23

Shalom.
Saudara yang dikasihi Tuhan.

Mungkin kita semua telah pernah merasakan kesedihan karena salah seorang dari keluarga yang kita kasihi meninggal dunia dan saya dapat membayangkan bagaimana sedihnya perasaaan kita, karena saya juga telah mengalami hal tersebut, dan oleh karena kesedihan itu juga mungkin secara sadar atau tidak, kita pun mengingat masa hidupnya, perjuangannya, kebaikan dan kelucuan tindakannya yang membahagiakan kita semasa ia hidup.

Oleh sebab itu memang wajar sekali kalau kematian selalu meninggalkan duka yang begitu dalam :

  • Apabila yang meninggal itu seorang ayah, maka anak akan merasakan kehilangan seorang tokoh di tengah-tengah keluarga dan isteri akan merasakan betapa berat tanggung jawab yang harus dipikul merangkap tugas posisi sang suami selama ini.
  • Jika yang meninggal seorang ibu. Suami sedih memikirkan siapa yang akan mendampinginya mengelola keluarga. Sementara, anak-anak akan merasakan kehilangan kasih yang begitu mulia selama ini dan membayangkan betapa beratnya apabila mendapatkan seorang ibu tiri pengganti yang selalu siap menampar pipinya.
  • Bila yang meninggal seorang anak maka kedua orang tua sangat bersedih, karena anak tersebut adalah tumpuan harapan, generasi penerus dalam keluarga dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi semua orang.
  • Bila yang meninggal itu seorang sahabat maka akan merasakan kehilangan teman bercanda, bergaul, dan aktifitas lainnya.

Yang pasti, siapapun yang meninggal dan apabila selama hidupnya sabgat dekat dengan kita maka saat ia meninggal maka akan menimbulkan rasa dukacita yang dalam, artinya : semakin dekat hubungan maka semakin besar rasa dukacita di dalam hati. Hal ini disebabkan karena mungkin kita merasakan kematian tersebut akan memisahkan kita selama – lamanya, kita merasa tidak ada lagi harapan untuk bertemu padahal perpisahan hanya bersifat sementara, jadi oleh itulah kematian itu sangat memilukan hati.

Namun sebagai orang Kristen kita harus meyakini : Allah akan mempertemukan kita dengan saudara-saudara yang telah mendahului kita tetapi bukan dengan cara kita. Allah juga akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang kita kasihi tetapi bukan saat ini dan dengan waktu yang Allah tentukan sendiri. Oleh itu, sebenarnya kita tidak perlu memikirkan mereka yang sudah bersama dengan Dia, sebab itu adalah pekerjaan Allah.

Saudara kami Mamak Katrin …
Kami meyakini, engkau telah memberikan kasihmu dengan penuh kepada bapak Katrin selama ia hidup dan mungkin kasih yang engkau berikan juga menjadi pelajaran serta mengingatkan kita sekalian :

  • Selama hidup ini, kita perlu mengasihi orang tua, suami atau isteri, anak dan teman-teman.
  • Kasih mengasihi perlu dipelihara sebelum Tuhan memanggil dan di dunia inilah kesempatan kita untuk saling mengasihi dan menghibur orang-orang yang kita cintai.
  • Kasih kita tidak akan berguna apabila itu kita berikan kepada saudara kita yang telah dipanggil Allah. Ia tidak mengharapkan kasih dari kita sebab ia sudah mendapatkan kasih yang lebih besar dari Allah.
  • Kasih dan persaudaraan perlu diciptakan ; dalam keluarga, tetangga, kerabat kerja, dan terutama di dalam persekutuan kita. Saling menghibur dan menguatkan senantiasa harus tetap dipelihara sambil menanti-nantikan kedatangan Tuhan kita, sehingga saat kedatangan Tuhan, kita semua dapat bersama-sama menyongsongNya.

Kiranya Tuhan memberkati segala kasih yang telah mamak Katrin berikan kepada bapak Katrin semasa hidupnya dan sebagai penghiburan dan dukungan yang dapat kami berikan kepada seluruh keluarga pada hari ini, kita telah membaca 2 Samuel 12 : 22 – 23 yang mengisahkan Daud dalam kematian anaknya :

Daud sebelum kematian anak yang sangat ia kasihi sakit, ia berdoa dengan sangat sungguh – sungguh, ia melakukan puasa, dan sangat berharap kepada Tuhan agar kiranya Tuhan memberikan kasihNya dengan menyembuhkan anaknya. Tetap walau demikian Allah tidak mengabulkan permohonannya dan akhirnya anak yang ia kasihi tersebut meninggal.

Tapi apakah Daud tetap selamanya bersedih ? tidak ! setelah kematian anak yang ia kasihi, ia memulai hidup baru, ia menanggalkan pakaian dukanya, pergi mandi dan membersihkan dirinya dan menyehatkan dirinya sambil menyantap makanan yang dihidangkan oleh pelayannya. Ia berkata setelah kematian anaknya :

“Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku”
(II Samuel 12 : 22 – 23).

Mamak Katrin dan seluruh keluarga …
Saya kira kita dapat belajar dari Daud, mungkin kematian bapak Katrin, meninggalkan duka yang sangat dalam bagi keluarga semuanya, tapi biarlah itu menjadi kenangan bahwa mamak Katrin pernah merasakan suka cita ketika bersamanya dan merasakan berbagai pahitnya hidup semasa bapak Katrin sakit. Sekarang tinggalkanlah seluruh duka yang ada, semuanya telah selesai dan mulailah kehidupan yang baru bersama Tuhan, dan doa kami kepada kepada seluruh keluarga, kiranya mamak Katrin dan anak yang dikasihi, selalu diberkati Tuhan kita Yesus Kristus di dalam seluruh kehidupannya.

Amin.
Pekanbaru 15 Mei 2015.

Kata Pengapul ibas Ngapuli Keluarga Bp. Eban. Bangun. Filipi 4 : 13

Ngapuli Keluarga Bp. Eban. Bangun.
Senen 08 Juni 2015.

Filipi 4 : 13

Shalom.
Kekelengen Tuhan, ibas kegeluhenku ibas pertotonku man Dibata erbage – bage rusur kusehken man baNa :

Kupindo man Dibata “gegeh” tapi mamang ateku Dibata mereken “kesuliten – kesuliten” sierbahanca aku megegeh.

Kupindo man Dibata gelah ibereNa man bangku “Kebijaksanaan” tapi malah ibereNa man bangku “Masalah” guna i selesaikan.

Kupindo man Dibata “Kemakmuran” tapi Dibata mereken “gegeh man bangku guna erdahin” guna ncukupi keperlun nggeluh.

Kupindo man Dibata “Keberanian” tapi dibata mereken “tantangan” si banci kuatasi.

Aku ermohon man Dibata gelah aku “i sukai dan di cintai” tapi malah “Dibata mereken bangku orang yang membenci dan yang aku harus cintai”.

Melala hal memang si kupindoken man Dibata, tapi Dibata malah mereken sebalikna.

Tapi tupung paksa aku rukur alu mbages, kepeken ibas kai si ibereken Dibata man bangku erbahanca tambah megegeh guna menghadapi kerina si jadi ibas kegeluhen.

Semakin pentar menghadapi masalah, meteh kai ertina ibas kecukupen, berani menghadapi tantangen, la perlu i cintai tapi harus mencintai, menghibur ras mereken penghiburan.

Emaka kutarik sada kesimpulen kepeken “IBAS TUHAN AKU MEGEGEH”, dingen ituangken pe ibas SEE – nta No. 148.

Lagu enda secara pribadi sangat mepegegehi ras menyenangken diriku, tupung ku endeken malem tuhu ateku dingen kudat me gegeh ije, emaka rusur ku endeken nina ibas syairna :

Ibas aku Tuhan megegeh
Tuhan me ku pujiken
Tuhan me jadi gegehku
Ibas Tuhan lit kesenangen
Ibas Tuhan lit kesenangen

Ntah siendeken sekali ras – ras lagu e ibas kesempaten enda ….. ?

Kekelengen Tuhan,
Ibas piga paksa silewat ceda atendu erkiteken orang tua si ikelengi, bulang Eban, ngadap kempak Dibata. Tentu sie erbahanca kam kote, khusuna kam kekelengen kami Nd. Eban, kam anak si sada ka janah nande i tengah jabu pe ndube enggo ngadap kempak Dibata tupung kam ras i Jakarta. Kerina sie banci erbahanca kam kote ras tempa lanai megegeh guna ndalanisa.

Paulus ibas Flp 4 : 13 ogenta ndai nuriken kerna pengalamen kinitekenna ibas Tuhan, alu ngataken ;

“Ngasup aku ngalaken kerina keadaan erkiteken kuasa si ibereken Kristus man bangku”

Bagi si ibelasken Paulus enda me ate kami sendah ibelaskenndu, seh maka ibas keadaan si ugapana pe megegeh kam erkiteken persadanndu ras Tuhanta Yesus Kristus. Janah genduari tek kami, maka genduari kam keluarga enggo megegeh janah ermeriah ukur bagi keriahen bulang Eban erkiteken enggo jumpa ras Dibata dingen ras keleng ateNa ndube. Ula nai kam ermorah – morah, tapi periahkenlah dirindu ibas persadaandu ras Tuhan.

Kekelengen Tuhan,
Kerna kalak simate pernah kubaca sada cerita sinuriken kerna sekalak bulang si nandangi mate, nina ibas cerita e :

Ibas sada paksa khotbah minggu nina sekalak Pdt ngataken man perpulungenna, ibas minggu si reh ia engkhotbahken kerna kinirajaan surga.

Janah pas kel ibas paksa sie, sekalak bulang – bulang si enggo cukup metua, meriahkel ukurna ibas kai si isingetken Pdt e, emaka ibas minggu si reh gereja me aku nina ibas ukurna.

Tapi pepagina ibas wari senen sakit me bulang ndai, janah arus i rawat inap i rumah sakit, wari berikutna penakit bulang e makin parah, ibas parahna penakit e tempa – tempa ieteh bulang ndai maka ia nandangi mate.

Emaka i pindona pena ras selembar kertas man suster, jenari itulisna surat si itujukenna man Pdt ndai nina ibas suratna e ;

Pdt. Sembiring si ikelengi kami. Kuakap minggu enda, aku lanai banci reh ku gereja, penakitku enggo reh kelekna, padahal seh kel aju merincuhna megiken khotbahndu kerna kinirajaan surga, tapi amin bage gia labo dalih Pdt. Sembiring. Aku pe enggo me ku eteh sitik kerna kinirajaan Surga, janah aku pe enggo ertedeh ku je.

Aku enggo me lit kaplingenku ije sebab, kenca aku ngaloken penebusen Kristus, janah Kristus memang enggo mereken kaplingen e man bangku. Kaplingen e gratis, tanpa DP ras Kredit dingen enggo pe ipajekken rumahna.

Mejile dingen lanai perlu renovasi bagepe kerina peralatenna enggo lengkap, rumah e la perlu i kunci sebap ibas perumahen e lalit ije penangko, dame me tading ije sebab kerina penghuni rumah e mehuli kerina, cakapna sada pe la man burihen ras si man tafsirenken denga.

Aku memang berharap banci megiken khotabhndu Pdt. Sembiring. Tapi lanai kuakap aku sempat, erkiteken tiketku ku surga e, la itentuken jadwal keberangkatenna ras ndigan tanggal mulih, bagepe la banci maba bagasi.

Emaka bagem Pdt. Sembiring Entah lanai gia kari aku reh ku gereja minggu enda aku enggo berkat, janah tek aku ibas paksana pagi jumpa ka me kita ijah.

Sada nari pesanku man bandu, ula kam ndekahsa kundul adi nulis renungen atendu ya, mbue kam minem air putih gelah kam bagi aku enda enggo gagal ginjal. Tapi i jah pagi malem nge kerina penakitku e.

Shalom ras mejuah – juah. Ibas aku nari Bulangndu Surabkti Mergana.

Bage me isingetken man bandu kata pengapul ibas wari enda ras kerna kalak si mate enggo me jelas ituriken man banta terlebih kalak si mate ibas Tuhan.

Bulang Eban ndai kalak si erkiniteken, emaka ula nai aru ate erkiteken enggo me isikapken Dibata inganna ras ibas sie kerina kam keluarga si itadingkenna arus mengaminkenca.

Megegeh dage kam kerina ras kami pe tetap ertoto man kam kerina keluarga, Tuhan me simereken keriahen man bandu kenca kerina kiniseran ras kesusahenndu ibas penemani Kesah Si Badia.

Pekanbaru
08 Juni 2015

Roma 8 : 28 “Bersyukurlah Dalam Segala Hal”

Ngapuli keluarga Bp. Nike Sinuraya.
Anggota PJJ Efrata. Rg. Pekanbaru.
(Tulisan ini hanya bersifat renungan dan kiranya Tuhan menguatkan seluruh keluarga)

Roma 8 : 28
“Bersyukurlah Dalam Segala Hal”

Aku pernah membaca sebuah cerita, tapi aku lupa membaca di buku mana dan judul bukunya apa, tapi kira – kira ceritanya, aku akan ulang di sini saat kita memberikan penghiburan kepada saudara kita keluarga Bp. Nike Sinuraya :

Suatu hari seorang ibu sangat merasakan kesedihan yang luar biasa karena kematian anak gadisnya satu – satunya. Sang anak mengidap penyakit kanker hati. Segala usaha pengobatan yang terbaik telah ia lakukan, namun sayang tetap saja nyawa sang anak tidak tertolong dan akhirnya meninggal pada usia muda.

Si ibu sangat menderita karena ia selalu mengingat anaknya dan ia selalu menceritakan kepada orang lain bahwa anak gadisnya memiliki hati emas, karena sebelum anaknya meninggal, sang anak telah berpesan, sekiranya ia mati, maka sang ibu harus mendonorkan tubuhnya kepada yang membutuhkan, dengan demikian ia dapat menolong orang lain walau ia telah tiada. Sang ibu melakukan pesan yang disampaikan oleh anaknya dan setelah anaknya mati sang ibu memang mendonorkan tubuh anaknya ke salah satu Universitas Kedokteran sebagai alat penelitian atas penyakit yang ia derita.

Namun walau demikian sang ibu tidak dapat melupakan kepahitan dalam hidupnya, ia merasakan kesedihan yang sangat dalam sehingga ia terus menangis dan menagis setiap kali ia mengingat anaknya, hingga pada suatu hari sang ibu menemukan sepucuk surat diatas bantal tidurnya dan membacanya :

  • Mama tercinta, aku tahu mama akan kehilangan aku. Tetapi aku akan selalu mengingatmu dan tidak akan pernah berhenti mencintaimu walaupun aku sudah tidak bisa mengatakan “aku mencintaimu”, bahkan semakin hari aku akan semakin sayang kepadamu, sampai suatu saat kita akan bertemu lagi.
  • Mama sebelum saatnya tiba, agar mama tidak kesepian, aku mau mama mengadopsi seorang anak perempuan, dia boleh memakai kamarku, bonekaku dan semua pakainku dan jika mama mengadopsi anak laki – laki maka mama harus membelikan dia mainan laki – laki dan pakaian laki – laki.
  • Mama jangan bersedih memikirkan anak mama, tempatku sekarang jauh lebih indah dari dunia, aku merasa senang disini dan aku telah bertemu dengan kakek dan nenek mereka telah memeluk aku. Khabar gembira lainnya aku telah bertemu dengan Yesus, Dia tidak seperti yang dilukiskan manusia, Dia sangat baik dan hatiku sangat senang karena Dia memberikan aku duduk dipangkuanNYa dan nanti malam kami di undang makan di meja perjamuanNya, aku rasa makanannya pasti sangat lezat.
  • Oh ia mama, disini penyakitku semua sudah hilang, aku tidak merasakan kesakitan lagi dan aku sudah sembuh total, aku mengatakan kepada Yesus semuanya ketika aku masih bersama mama, aku sering kesakitan dan mama juga tidak tahan melihat aku merasakan kesakitan. Yesus berkata kepadaku ; nak’ aku menyuruh malaikat Gabriel menjemputmu sehingga engkau tidak kesakitan lagi sehingga mamamu juga tidak letih lagi merawatmu dan itu yang terbaik buatmu dan buat mamamu. Itu kata Yesus kepadaku.
  • Mama jangan bersedih lagi, surat ini hanya boleh dibaca oleh mama, kertas ini adalah kertas kosong jika dilihat orang lain, mereka tidak akan dapat membacanya dan hanya mama yang boleh membacanya, kata malaikat Gabriel surat ini surat khusus buat mama. Sudah ya mama, aku harus mengembalikan pena yang yang pinjam dari Yesus, karena Dia mau memakainya lagi, mau menuliskan nama – nama orang baik di kitab kehidupanNya. Selamat malam mama dan baik – baiklah. Salam dari Kasih Allah Bapa, Yesus dan aku.

Namun walau demikian sang ibu tetap saja merasa sedih dan berduka cita, setiap hari ia menangis, ia melihat foto – foto anaknya dari kecil hingga dewasa, ia memeluk pakaian anaknya dan terkadang menaruh pakaian anaknya disampingnya ketika sang ibu hendak tidur sambil menangis.

Suatu hari ia bertemu dengan Pendeta yang sangat bijaksana, ia bertanya kepada sang Pendeta. Kenapakah hidupku begini pahit sehingga aku tidak kuat untuk menahannya ? Pendeta hanya terdiam dan tidak mengatakan sepatah katapun dan mempersilahkan sang ibu menceritakan seluruh kepahitan hidupnya, hampir dua jam sang ibu bercerita dan akhirnya sang Pendeta memberikan sebuah gelas yang di isi air putih yang telah dicampur sedikit serbuk obat yang sangat pahit dan menyuruh sang ibu meminumnya. Ketika sang ibu meminum air yang diberikan sang Pendeta si ibu tidak sanggup menelannya bahkan sang ibu memuntahkannya sambil meludah kekiri dan kekanan.

Sang Pendeta hanya tersenyum melihat kelakuan sang ibu, namun setelah itu sang Pendeta membawa sang ibu kebelakang rumahnya yang bersih dan indah, di situ sang Pendeta mengatakan kepada sang ibu, ini obat aku campur di dalam gelas yg engkau minum dan aku akan memasukkannya kedalam sumur, setelah memasukkannya, Pendeta menimba air dari dalam sumur dan memberikannya kepada sang ibu untuk meminumya. Si Ibu menerima air dan meminumnya dan tidak merasakan pahit sama sekali bahkan ia merasa sangat segar ketika meminum air dari sumur yang bersih itu.

Kemudian Pendeta berkata kepada sang ibu : “Ibu perhatikanlah, ini adalah gelas tempat engkau meminum air yang pahit, gelasnya kecil, air didalamnya akan terasa pahit dicampur dengan sedikit obat pahit ini, tetapi lihatlah sumur yang besar ini, ia dapat menampung air yang banyak dan jika dicampur dengan obat yang pahit inipun dia tidak akan merasakan apa – apa dan airnya tidak menjadi pahit karena memang wadahnya besar”, maka aku berkata kepadamu :

“Saat engkau merasakan kepahitan dan kegelapan dalam hidupmu hanya ada satu yang dapat kamu lakukan, lapangkan dadamu untuk menerima semuanya —- luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan —— Hatimu adalah wadah itu —– Perasaanmu adalah tempat itu —– kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya —– jadi jangan jadikan hatimu seperti “Gelas Kecil” tapi buatlah hatimu laksana sumur yang dalam dan luas untuk menampung setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian dan belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik”.

Hari ini kita bersama di sini bersama seluruh keluarga dan jemaat GBKP Pekanbaru. Kami percaya seluruh keluarga sudah terhibur akan kedatangan kami dan kami juga akan tetap berdoa untuk seluruh keluarga semoga semakin dikuatkan Tuhan dari segala kepahitan dalam duka cita beberapa waktu yang lalu menjadi sebuah pengalaman hidup beriman dan olehnya kita mengucap syukur kepada Tuhan, dan katakanlah syukur kepada Tuhan atas segala yang terjadi dalam kehidupan kita dengan iman.

Dalam kesempatan ini saya akan masih menyampaikan sebuah cerita yang mengatakan bagaimana seseorang harus bersyukur dalam situasi apa pun dalam hidup :

Pernah diceritaka seorang raja yang gemar berburu dengan pengawalnya dan pada suatu hari ketika sang raja sedang berburu, ia mendapatkan kecelakaan dan akhirnya malang “JEMPOL” raja terpotong oleh sabetan pisau yang sangat tajam, hingga ia harus kehilangan “JEMPOL” dan tidak bisa lagi “LIKE STATUS FB” hehehe …..

Sang raja sangat marah dan memanggil pengawalnya yang setia menemaninya berburu setelah sesampainya di istana, dia berkata kepada pengawalnya, bagaimana denganmu sebagai pengawal, aku kehilangan jari “JEMPOLKU” kenapakah engkau tidak menjagaku dengan benar, tidak kah kau tahu, aku sangat membutuhkan “JEMPOLKU ?” maka sang pengawal berkata : Tuanku baginda raja yang sudah terjadi – terjadilah dan bersyukurlah tuanku baginda raja, sebab yang hilang hanya “JEMPOL” untung saja tidak nyawa raja yang hilang dan soal “LIKE STATUS SAHABAT” tuanku baginda raja masih dapat memakai jari “KELINGKING”.

Akibat perkataan sang pengawal sang raja sangat marah dan menyuruh pengawal yang lain menangkap dan memenjarakan pengawal tersebut selama 3 tahun.

Setelah raja kehilangan “JEMPOL” ia tidak mengilangkan kebiasannya ia terus berburu dan hingg pada suatu hari ia dan pengawalnya masuk ke dalam hutan yang sangat dalam dan mereka tertangkap oleh suku yang sangat primitif yang biasanya mempersembahkan manusia sebagai persembahan kepada dewa mereka.

Setelah sampai pada waktu memberikan persembahan kepada dewa, mereka memulainya dari raja, namun mereka melapaskan raja karena sang raja tidak memiliki “JEMPOL” yang dianggap tidak sempurna, dan akhirnya semua pengawalnya di jadikan korban persembahan kepada dewa mereka karena memiliki tubuh yang sempurna.

Singkat cerita sang raja kembali ke istana dengan selamat dan meyuruh pengawalnya untuk melepaskan pengawal yg dulu ia penjarakan. Setelah menghadap raja, sang raja berkata : pengawalku yang baik, aku bersyukur karena dulu aku kehilangan “JEMPOL” aku selamat, terimakasihku kepadamu dan maafkan aku telah memenjarakanmu, tapi sang pengawal berkata kepada raja, tuanku baginda raja, aku lebih bersyukur dan berterima kasih kepada raja, jika seandainya aku tidak di penjarakan oleh raja, mungkin aku juga telah mati seperti pengawal yang telah mati itu, kata sang raja. Sang raja kemudian mengucapkan baiklah “Mari kita sama – sama bersyukur”.

Cerita ini mungkin agak sedikit jenaka tapi, alu hendak mengatakan kepada kita seluruhnya, bersyukurlah atas segala apa yang jadi di dalam kehidupan kita, karena sebenarnya semua itu mendatangkan kebaikan kepada kita, walau saat ini kita tidak dapat memahaminya, kita berduka cita, bersyukurlah, ada yang tidak suka kepada anda bersyukurlah, kita memiliki banyak sahabat bersyukurlah, kita memiliki harta yang banyak bersyukurlah, kita memiliki utang yang banyak bersyukurlah, kita mengalami suka cita bersyukurlah, intinya bersyukurlah dalam segala hal.

Paulus mengatakan dalam Roma 8 : 28 “Kita tau sekarang Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

Amin.
Pekanbaru 04 Mei 2015