DOANYA MAKIN ANEH SAJA ?

DOANYA MAKIN ANEH SAJA  ?

Beberapa minggu yang lalu dalam khotbah saya menyinggung sedikit tentang doa – doa orang Kristen yang makin aneh saja, ya saya sebut “Doanya Makin Aneh Saja”. Dan sesuai dengan konteks GBKP tahun ini “Belajar Dan Melakukan” dalam kesempatan ini, saya akan menuliskan sedikit tentang “Doa” yang sekarang menjadi umum dikalangan orang Kristen.

Tentu tidak asing bagi kita mendengar orang – orang Kristen berdoa saat ini dengan menyapa Tuhan dengan “Selamat pagi Tuhan, Selamat Siang Tuhan, Selamat malam Tuhan” yang bermula dari tulisan Pdt. DR. Andar Ismail dalam buku seri selamatnya “Selamat Pagi Tuhan” dan yang kemudian pemahaman pembaca menjadi sedikit kurang jelas dengan tulisan tersebut sehingga muncullah sekarang ini ungkapan doa – doa seperti tersebut diatas dan semakin berkembang dengan populernya nyanyian rohani Nikita yang berjudul “Selamat Pagi Bapa” yang mengakibatkan banyak orang orang kristen yang akhirnya berdoa dengan menyapa Tuhan, “Selamat Pagi Tuhan, Selamat Siang Tuhan, Selamat Malam Tuhan”, dan mungkin akan menjadi semakin aneh ketika nantinya ada yang menyapa Tuhan dengan ungkapan, selamat bobok Tuhan … hehehe.

Pdt. DR. Andar Ismail memang telah mengklarifikasi tulisannya dalam buku seri selamatnya, dan maaf saya sendiri juga lupa dengan judul buku seri selamat bapak Pdt. DR. Andar Ismail tersebut yang telah memberikan penjelsaan tulisannya tentang “Selamat pagi Tuhan” dan mungkin penjelasannya itu itu tidak lagi dibaca oleh banyak orang dari penggemar Seri Selamat sehingga sampai saat ini ungkapan itu semakin trend dikalangan pendoa orang kristen yang sendiri berkata bahwa hal tersebut telah mengakibatkan ada pemahaman yang kurang benar dalam berdoa kepada Tuhan.

Dalam kaitan tersebut, saya akan mencoba sedikit menjelaskannya dalam kesempatan ini, karena hal itu saya sebut juga dalam khotbah saya dalam minggu lalu dan mungkin ada jemaat yang tidak memahami yang dimaksudkan, sehingga saya kira ada baiknya saya jelaskan dalam tulisan tentang apa yang sering di ungkapkan orang Kristen dalam doanya, sehingga doa – doa itu tidak semakin aneh saja.

Untuk menjelaskannya, saya kira kita harus memulai dengan pertanyaan “Siapakah Allah bagi kita ?” dalam kesempatan ini kita akan melihat “Siapakah Allah ?” menurut Pengkhotbah 4 : 17. Dalam uraiannya Pengkhotbah mengesankan bahwa Allah itu adalah Allah yang menakutkan, begitu kuat dan berkuasa ia dan di dalam Pengkhotbah 3 : 14, Pengkhotbah juga menggambarkan Allah itu sebagai Allah yang sewenang – wenang. Arti yang dimaksudkan Pengkhotbah Allah yang sewenang – wenang adalah  supaya manusia takut kepada – Nya. Bagi kita yang memahami Allah yang penuh kasih maka sangat jelas kita akan menolak apa yang dikatakan oleh Pengkhotbah bahwa Allah itu adalah Allah yang menakutkan dan Allah yang sewenang – wenang dan dengan alas an lain mungkin kita akan berkata bahwa itu adalah gambaran Allah di dalam PL yang dimana Allah digambarkan sebagai Allah yang suka menghukum dan yang menyeramkan.

Dan mungkin juga kita akan berkata Allah yang di kenal di PB bukanlah seperti Allah yang dikenal di dalam PL, Allah yang kita kenal di PB adalah Allah yang penuh kasih bukanlah Allah yang menakutkan dan Allah yang sewenang – wenang. Benar sekali apa yang kita ungkapkan bahwa Allah yang kita kenal di PB adalah Allah yang penuh kasih tetapi kita harus mengingat bahwa Allah yang kita kenal di PB adalah Allah yang dipertahankan ke Allahannya seperti yang kita ketahui di PL. Bacalah Matius 18 : 17 yang mencatat peristiwa penting setelah Yesus bangkit, dalam kisah itu dikisahkan bahwa murid – murid Yesus sampai tiarap menyembah Yesus.

Kembali kepada apa yang dikatakan Pengkhotbah tentang “Siapakah Allah ?” dan mengapa Allah disebut sebagai Allah yang menakutkan dan Allah yang sewenang – wenang ? Di dalam sejarahnya Pengkhotbah sangat mengecam orang yang melakukan ibadahnya kepada Allah dengan “Sok Akrab dengan Allah” oleh itu Pengkhotbah berkata demikian.

Sikap ibadah seperti itulah yang sangat di tentang oleh pengkhotbah, yang mengkritik orang – orang yang sok akarb dengan Tuhan, yang hamper sama dilakukan oleh orang – oraang Kristen pada jaman ini baik itu secara pribadi aatau di dalam persekutuan – persekutuan gereja yang sebentar – sebentar mengucap dan menyebut “Dalam Nama Yesus” seperti sebuah obralan murahan dan seperti kebiasaan saja, dengan penjelasan lain, bisakah kita mengasihi Allah tanpa rasa hormat dan kegentaran ? tidak bisa ! sebab jika wujud ibadah  kita tanpa rasa takut dan gentar kepada Allah.

Dalam hal berdoa sapaan “Selamat Pagi Tuhan, Selamat siang Tuhan” dan “Selamat Malam Tuhan” juga adalah sebuah sapaan “Sok Akrab” dengan Tuhan. Alkitab dengan secara dengan sangat jelas menggambarkan “Siapa Itu Allah”. Dalam bukunya “Allah Yang menderita”, Choan Sen Song juga mengungkapkan bahwa Allah itu adalah “Allah Yang Bertegangan Tinggi” artinya bahwa Allah itu bukanlah Allah yang main – main yang bisa diperlakukan dengan sembrono. Lalu apakah ungkapan dalam doa “Selamat Pagi Tuhan, Selamat Siang Tuhan, Selamat Malam Tuhan” adalah sebuah ungkapan yang sembrono. Secara pribadi saya mengatakan “Ya” ungkapan itu adalah ungkapan yang sembrono kepada Tuhan.

Dalam tradisi Alkitab, nama Allah itu sangat kudus dan oleh itu tidak sembarangan di dalam memanggil dan menyebut Tuhan dan oleh itu juga Tuhan berkata janganlah menyebut nama Tuhan dengan sembarangan (Bd. Kel 20 : 7). Oleh itu hendaklah pengenalan dan penghayatan kita kepada Allah selalu dengan rasa hormat, takut dan gentar kepada – Nya, sebagai Tuhan yang maha kuasa dan bandingkan juga ketika Musa menghadap Tuhan Allah di gunung Sinai sehingga Musa harus menyembah sambil membungkuk dan tidak bernai melihat Allah (Kel 32 – 35) dan saya kira kita perlu di ingatkan juga tentang cerita Uzia yang mati ketika menyentuh Tabut Allah (II Sam 6 : 6 – 10).

Nah kembali kepada judul diatas “Doanya makin Aneh Saja” dan berkembangnya sapaan kepada Tuhan dengan ungkapan “Selamat pagi Tuhan – Selamat Siang Tuhan dan Selamat malam Tuhan”. Sedikit penjelasan sederhana akan hal itu. Kalau kita bertanya ; Siapakah yang menguasai pagi, siapakah yang menguasai siang dan siapakah yang menguasai malam ? kita mengetahui secara bersama bahwa sepanjang sejarah Alkitab, tidak seorangpun yang berani memanggil Tuhan dengan semberangan, bahkan Pe – Mazmur yang dikenal dalam Alkitab sebagai pendekar doa juga tidak pernah atau tidak berani menyapa Tuhan dengan ungkapan yang demikian rupa, bahkan kitab injil juga tidak pernah menyapa Tuhan dengan ungkapan “Selamat Pagi Tuhan, Selamat Siang Tuhan, Selamat Malam Tuhan” dan yang ada hanya salam rasuli yaitu “Salam Sejahtra Di Dalam Nama Tuhan Yesus”.

Dengan penjelasan lain lagi. Pantaskah kita sebagai manusia yang hanya sebagai ciptaan “Memberkati” Allah dengan ucapan selamat ?. Bukankah keselamatan itu hanya datangnya dari Tuhan Allah ? kalau mengucapkan selamat kepada sesama manusia itu sangat baik dalam arti kata memberkati sesamanya supaya selamat. Tetapi jika itu memberkati Allah maka hal itu adalah sangat salah dan apakah hak kita memberkati Allah dengan mengucapkan kata selamat kepada – Nya. Sekali lagi kita di ingatkan bahwa sumber segala keselamatan itu datangnya dari Tuhan Allah kita.

Masih beranikah menyapa Tuhan dengan ungkapan yang “Sok Akrab” itu, jika ya, silahkan, tetapi sebenarnya itu adalah sapaan yang kurang benar kepada Allah, karena seseorang yang akrab biasanya tindakannya juga akan semena – semena kepada yang dia anggap sebagai kawan akrab. Lalu kita harus bagaimana berdoa ? saya kira kita harus berdoa dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan dan kenalilah Allah, siapakah Dia sebagai Allah, Dia adalah Allah yang maha agung dan yang maha kuasa, menghadaplah kepada – Nya dalam doa dengan penuh rasa hormat jangan sekali – sekali “Sok Akrab” dengan Tuhan dan sekali lagi “Sok Akrab” itu dapat menimbulkan tindakan dan ungkapan  yang semena – mena serta kita diingatkan sekali lagi, siapakh kita yang bisa “Memberkati Tuhan Allah dengan ungkapan selamat ?. Dia yang kita panggil Tuhan adalah sumber dari segala keselamatan dan mulailah kembali bedoa dengan benar dengan ungkapan  “Ya Tuhan kami yang maha kuasa, maha pengasih dan maha pemurah …”.

Semoga tulisan sederhana ini dapat memberikan pengertian dan memberikan sedikit pemahaman tentang doa yang sering kita sebutkan “Selamat Pagi Tuhan, Selamat Siang Tuhan, Selamat malam Tuhan”, serta berharap doa – doa kita tidak semakin aneh.

Pekanbaru, Jumat 27 January 2017.

DOA TANPA KATA

DOA TANPA KATA

Mat 5 : 5 – 7 ; Peng 5 : 1 ; Yes 30 : 15

Saya semakin aneh melihat orang – orang kristen pada saat ini yang memanjatkan doanya kepada Tuhan, tapi barang kali juga saya sendiri yang sewot dalam hal ini hehehe … tidak hanya jemaat tetapi banyak hamba Tuhan yang semakin pandai berkata – kata dalam berdoa dan semakin aneh lagi ketika doa itu hanya dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu dan menyenangan hati sipendengar doa. Doa – doa yang diucapkan pun semakin panjang, berbelit – belit dan semakin aneh karena doa juga seakan – akan sudah seperti “Mantera” yang memiliki kuasa dan pasti akan terjawab. Saya pribadi sebagai hamba Tuhan sebenarnya juga ikut prihatin melihat kenyataan tersebut ntah pengajaran dari mana itu dan siapakah yang peduli terhadap keanehan ini, adakah gereja atau hamba Tuhan yang tetap peduli akan hal ini atau sama sekali dibiarkan saja, karena para hamba Tuhan dan jemaat sudah kecanduan dengan doa yang sedemikian rupa ? Bukankah berdoa dengan cara yang demikian bertentangan dengan pengajaran Yesus ketika Ia mengajar orang banyak di atas bukit dengan  berkata “Apabila kamu berdoa, janganlah kamu menyerupai orang munafik ; karena mereka itu suka berdoa sambil berdiri di dalam rumah – rumah ibadat dan dsimpang jalan, supaya dipandng orang. Ingatlah itulah upah yang mereka sudah terima. Tetapi kalau kalian berdoa, masuklah ke kamar dan tutuplah pintu, lalu berdoalah kepada Bapamu yang tidak kelihatan itu, maka Bapamu yang melihat perbuatanmu yang tersembunyi akan memberi upah kepadamu. Kalau kalian berdoa, janganlah bertele – tele, seperti orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka menyangka bahwa permintaan mereka akan di dengar sebab doa mereka yang panjang itu” (Mat 5 : 5 – 7).

Hidup kita memang penuh dengan kata – kata dari pagi hingga malam mungkin ribuan kata akan keluar dari mulut kita dan oleh banyaknya kata – kata yang keluar maka sebagian  dari kata – kata itu mudah dilupakan. Pembuktian banyaknya kata – kata yang keluar dari mulut kita, pernah di teliti oleh seorang ahli dan si ahli menyatakan setelah melaui survey yang ia lakukan tentang jumlah rata – rata perkataan yang diucapkan seseorang dalam sehari antara lain : Seorang Pendeta 3.420,  Seorang Prajurit di asrama 7.420, Seorang Pelajar SMP 8.760, Seorang Istri 15.300 dan yang paling banyak adalah Seorang Ibu Mertua 19.800. Dalam hal ini kitab Pengkhotbah 5 : 1  mengatakan ; “Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu biarlah perkataanmu sedikit”, ayo … mau hati – hati kan kalau sudah iini dalam berkata – kata ?

Nah kemudian apakah mengucapkan kata itu berpengaruh dalam hal berdoa ? saya kira sangat berpengaruh ! karena saat ini kita melihat bahwa kata – kata itu murah sekali berhamburan dari mulut seorang yang berdoa, apalagi kalau doa tersebut mau menyenangkan si pendengar doa dengan maksud tertentu … hehehe.

Lalu bagaimanakah sebaiknya berdoa ? saya kira sebaiknya jangan terlalu banyak kta dan seenaknya saja berkata – kata. Masih ingatkah dulu ada lagu yang berjudul “Hanya Satu Kata” yang menyakatan bahwa satu kata saja sebenarnya cukup untuk mengatakan sebuah maksud dan tujuan, oleh itu jugalah di dalam pelajaran berbahasa ada disebut dengan suku kata, bayangkan saja kalau tidak ada suku kata, wah kapan selesainya jika ada seorang yang berbicara dengan kita …

Berdoa adalah berkomunikasi dengan Tuhan tetapi kita mengetahui bahwa berkomunikasi sebenarnya tidak hanya melalui berkata – kata. Bukankah kita juga mengenal komunikasi yang disebut dengan  “non – verbal”. Jika ada bahasa ‘non verbal” bisakah seseorang berdoa dengan hanya diam, tentu jawabnya bisa saja atau lebih tepatnya disebut “Doa Tanpa Kata”, cukup dengan berdiam diri dihadapan Tuhan. Dan saya kira inilah yang dimaksudkan Yesaya ketika ia berkata “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yes 30 : 15).

Dalam hal “Berdoa Tanpa Kata” sepertinya kita juga harus belajar dari beberapa sahabat kita yang telah lama memperaktekkan “Doa Tanpa Kata” seperti Gereja Katolik Roma  dan Kumpulan Komunitas Taize, dimana mereka mulai berdoa dengan hanya diam dengan cara bermeditasi  dan kontemplasi. Cara berdoa iini lebih banyak diamnya, sepi dan sunyi yaitu sunyi, sepi dalam pikiran dan perasaan hati yang paling dalam dan menharap Tuhan hadir berbicara.

 Nah kan … sudah terlalu panjang juga penjelasannya … hehehe, okelah di akhiri saja ya tulisan ini, karena tulisan ini juga hasil dari inspirasi bukunya DR. Andar Ismail yang berjudul “Selamat Pagi Tuhan”. Selamat berdoa ya dan saya ingetin lagi ya, berdoa bukan karena pandainya pandainya berkata – kata hanya untuk mengeluarkan perasaan dengan permohonan  ini itu kepada Tuhan, tetapi doa juga adalah mendengar Tuhan berbicara.

 Pekanbaru 07 Feb 2016. Pdt. Israel HS Milala.