FIRMAN ALLAH KEKURANGAN KUASA-NYA !

JANGAN – JANGAN FIRMAN ALLAH KEKURANGAN KUASA-NYA !

C. E. B. Cranfield “The First of Epistle of Peter” 1950. Sesuatu yang menyedihkan bagi kehidupan gereja zaman ini adalah masih banyak jemaat yang menuntut khotbah yang lebih pendek dan lebih ringan serta menyenangkan dan tidak sedikit dari mereka yang berdiri di mimbar yang siap mengikuti dan memenuhi permintaan jemaat ini. Ini merupakan suatu lingkaran setan : jemaat yang dangkal menciptakan pendeta yang dangkal dan pendeta yang dangkal membuat jemaat menjadi dangkal. “Pendapat Cranfield masih relevan hingga hari ini” (Copy Paste dari status FB, Pdt. Andreas Pranata Milala. 22 – 09 – 2015)

Bagiku secara pribadi status ini sangat menarik untuk dikaji, dan sedikit pandangan saya tentang status diatas :

1) Meningat status diatas saya mengingat kembali khotbah saya beberapa minggu yang lalu tetapnya 13 – 09 – 2015. Dengan brerkata :
SEANDAINYA SAJA !

  • Seandainya saja gereja tidak sibuk bermain gereja – gerejaan
  • Seandainya saja tidak ada nubuat – nubuatan
  • Seandainya saja tidak ada penglihatan kontemporer situasional
  • Seandainya saja tidak doa – doan
  • Seandainya saja tidak ada urap – urapan
  • Seandainya saja tidak ada Khotbah – khobahan
  • Seandainya saja tidak ada bisnis nabi – nabian
  • Seandainya saja tidak ada bisnis minyak urapan
  • Seandainya saja tidak ada bisnis air baptisan
  • Seandainya saja tidak ada bisnis Wisata – wisataan
  • Kalau di daftar tentu banyak lagi … !
  • Seandainya semua “FOKUS PADA KRISTUS” dan seandainya saja terjadi
  • gereja dan umatNya pasti akan bersinar, bagaikan kota yang terletak di atas gunung !

2) Dalam hal “PENGAJARAN”. Dalam hal perkataan dan pengajaran Yesus dalam kitab – kitab Injil, saya kira kita sangat perlu memahanminya secara arif dan bijaksana. Kalu kita memperhatikan pengajaran Yesus jelas Ia, meng – counter cara hidup legalistik dan normatif orang – orang Yahudi yg kental semasa hidup – Nya. Jadi sebenarnya, Yesus menyampaikan kebanyakan pengajaran – Nya itu sebagai pernyataan sikap terhadap kondisi keberagamaan saat itu. Bukan hendak menegakkan aturan moralitas baru atau sekedar menyenangkan pengikutNya !. Dalam sisi lain kita melihat, Yesus justru memperlihatkan bahwa yang namanya supremasi agama itu sama sekali nggak penting. Yesus, melalui pengajaran dan pelayanan-Nya selalu memberi ketegasan bahwa yg jauh lebih penting dari tegaknya agama adalah terwujudnya Kerajaan Allah (the reign of God).

Jika pertanyaannya masih relevenkah ? saya kira sangat masih relevan dan saran saya seharusnya gereja kembali menempatkan “PEMBERITAAN FIRMAN SEBAGAI SENTRAL” dalam setiap ibadah. Dalam hal ini tentu kita sangat memerlukan kesadaran gereja dan gembalanya. Jika gereja dan gembalanya tetap mengikuti permintaan jemaat maka tentu hal seperti diatas akan terjadi. Tetapi bila gereja/gembala mengkaji ulang apa yang ia telah lakukan selama ini maka mungkin kedepannya akan terjadi perubahan di dalam diri gereja dan jemaatnya. Oleh itu saran saya : Janganlah menempatkan acecoris ibadah, melebihi dari firman. Khotbah tetaplah menjadi central dalam ibadah dan itulah yang dilakukan Yesus. Setujukah kita ? pertanyannya memang kembali MAU DIBAWA KEMANA GEREJA DAN UMATNYA ? Dan pertanyaan saya kembali, Apakah dulunya Yesus atau para Rasul berkhotbah di dahului oleh “ACECORIS PEMANASAN” sehingga URAPAN SURGAWI TURUN? atau “JANGAN – JANGAN FIRMAN ALLAH TELAH KEHILANGAN KUASANYA”

Selamat Merenungkannya.

Pekanbaru 02 Feb 2016